Selasa, 11 Oktober 2011

Bima Aksa

Oleh : Defitria Wardhani

Siapa yang suka menunggu?
Tak ada seorang pun
Tapi Bima mau melakukannya untukku
Tepat tiga tahun setelah terakhir kali kami memutuskan untuk berpisah,
dan aku memulai cerita baru dengan Aksa.
Cerita yang kami mulai dengan terlalu banyak rasa sakit.
Rasa sakit yang bukan hanya kami yang merasakan, namun juga orang lain di sekitar kami yang tidak terlalu menyukai cerita baru kami.
Hari-hari terus berlalu dan Bima masih menunggu
Sampai pada akhirnya Aksa memutuskan untuk pergi untuk seseorang yang menurutnya lebih mampu membuatnya nyaman.
Hatiku masih dibawa oleh Aksa, tertambat disana dan sulit sekali untuk lepas.
Begitu banyak suara yang memintaku untuk melepaskan hatiku dari Aksa,
namun mereka tak mampu mengerti.

Di sisi lain, Bima masih menunggu.
Tetap menunggu.

Aku mengagumi Aksa dengan segala sifat dan perilakunya.
Tidak ada yang sempurna, namun aku menerima keberadaannya yang menemani hari-hariku selama dua tahun lebih ini.
Namun akhirnya aku baru mengetahui, bahwa selama ini ia tak merasa nyaman bersamaku,
dan ada wanita lain yang membuatnya nyaman
Mampu menghapus cerita yang kami rangkai selama dua tahun lebih ini
Cerita singkatnya bersama wanita itu mampu membuatnya gundah untuk menentukan pilihan antara aku dan wanita itu.
Sakit.
Sepenuh hati rasa ini aku hadiahkan kepadanya, namun pada akhirnya kenyataan berkata lain.
Jika ada orang lain yang mampu memberinya kenyamanan, aku mau apa?
Satu kesalahan yang aku lakukan adalah, aku terlalu bahagia saat Aksa datang, menghapus segala ceritaku bersama Bima, dan aku lupa mempersiapkan hatiku untuk kehilangan Aksa.
Terlalu gembira berfikir bahwa Aksa adalah akhir pencarianku.
Lupa melihat kenyataannya, bahwa aku tak pernah mengetahui apa yang sesungguhnya Aksa rasakan selama bersamaku.
Kini Aksa sudah kembali mulai menulis cerita baru bersama wanita itu
Cerita yang menurutnya sudah terlanjur tertulis kemudian ia lupa menaruh penghapus untuk menghapus ceritanya bersama wanita itu.

Bagaimana dengan Bima? dengan segala perlakuan tidak menyenangkanku kepadanya selama ini, dia tetap menunggu.

Aku belum mampu memutuskan sesuatu.
Tapi satu hal, perasaan takkan bisa dipaksakan, terlebih lagi rasa nyaman.
Aksa, jika kau memang merasa nyaman bersamanya, mungkin dengan berat hati aku akan mengizinkanmu pergi melanjutkan cerita yang terlanjur kau goreskan bersama wantita itu.
Bagaimana dengan cerita kita?
Kalau dengan jangka waktu beberapa bulan saja cerita dua tahun lebih kita bisa terhapus, mungkin kau memang lebih nyaman bersamanya...
Cerita kita jelas bisa kau lupakan dengan mudah, sementara kentara dengan jelas bahwa kau begitu gundah jika harus meninggalkan wanita itu, lagi, wanita yang membuatmu nyaman.

Aku minta maaf jika memaksamu terlalu lama untuk tinggal dalam cerita kita,

Rasa sakit yang aku rasakan saat ini mungkin adalah akumulasi dari semua rasa sakit yang orang-orang lain rasakan disaat aku memulai ceritaku bersama Aksa. Terlalu banyak yang tersakiti, dan aku harus membayarnya saat ini...
Jika memang ini harga yang harus aku bayar, aku menerimanya...

Bima?
Ia terlalu baik untuk aku kembali padanya hanya untuk alasan menghapuskan cerita bersama Aksa.
Bima yang telah lelah menunggu, namun ia tetap tak pernah kelihatan lelah, tetap setia disana...

Ah, Bima...

Aku berharap pada akhirnya nanti kita semua akan bahagia

Allah tahu yang terbaik untuk semua :)

4 komentar:

  1. Don't blame him/her if your relationship is not going well... That's mean God want you two learn something from it..

    BalasHapus
  2. aaa ilham :'(
    sedih, (sedih gatau artinya) haha

    btw, thanks.. bener banget yang lo bilang.
    Ini pelajaran yang sangat berharga untuk kami

    Allah pasti kasih yang terbaik :)

    BalasHapus
  3. kayak ngerti dech jalan ceritanya...siapa aja tokoh2 di dalamnya...hehehehehe
    mantap kok teruskan yaw...

    BalasHapus