Rabu, 24 Juni 2015

Menyempurnakan setengah agama

Saya perlahan mulai menganalisa, mengapa menikah memiliki nilai yang sangat besar di mata Allah.
Bahwa dengan menikah berarti seorang hamba telah melengkapi setengah agamanya

Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda,”Apabila seorang hamba menikah maka sungguh orang itu telah menyempurnakan setengah agama maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam setengah yang lainnya.” (Hadits ini dishahihkan oleh Al Banni di dalam Shahihut Targhib wat Tarhib)

Dengan pernikahan maka seseorang dapat menjaga kemaluannya dari hal-hal yang diharamkan oleh agama, yaitu zina. Hal itu dikarenakan bahwa naluri seseorang yang paling kuat dan keras adalah naluri seks dan naluri ini menuntut adanya solusi, dan islam memberikan solusinya dengan cara yang mulia yaitu, pernikahan.

Kemudian setelah menikah, bukan berarti semua telah berakhir. Semua justru baru saja dimulai. Kita rela untuk diikat selamanya dalam tali pernikahan dengan orang yang belum lama kita kenal.

Seorang wanita rela meninggalkan rumah orang tuanya untuk tinggal bersama laki-laki yang asing baginya.

Akan ada ribuan perbedaan dalam sebuah pernikahan. Jika tanpa keimanan kepada Allah, alasan terbesar apa yang akan terus membuat seseorang bertahan dengan pernikahannya?

Kemudian hingga tiba saatnya Allah memberikan sebuah hadiah dalam pernikahan hambanya, yakni seorang anak.

Seorang wanita harus menikmati 9 bulan masa mengandung janin, salah satu amanah Allah yang luar biasa.

Beberapa waktu lalu, untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya menyaksikan betapa sulitnya pengorbanan seorang Ibu, berjuang antara hidup dan mati, demi melahirkan janin yang telah ia jaga selama 9 bulan dalam kandungannya.

Saya memang belum tahu persis bagaimana rasa sakitnya, namun pemandangan itu menyadarkan saya bahwa menjadi Ibu dan Istri bukanlah hal yang mudah.

Wajar rasanya jika syurga itu letaknya ada di telapak kaki Ibu :')

Untuk segala perjuangan yang akan dihadapi dalam pernikahan, hanya Allah satu-satunya alasan untuk menjadi pribadi yang tetap kuat dan istiqomah.

Jika bukan karena-Nya, kekuatan itu tak akan pernah ada.

Semoga Allah senantiasa menguatkan hati hamba-hambanya yang sedang berjuang dalam pernikahan, dan yang baru akan menuju gerbang pernikahan, agar kita semua mampu tetap istiqomah untuk menyempurnakan setengah agama kita.

Aamiin

Selasa, 02 Juni 2015

Dua Puluh Lima

Semangat Pagi...
Masih di nuansa bulan Mei
Saya belum menulis refleksi untuk tahun ini.
Bulan Mei tahun 2015 ini adalah bulan yang luar biasa ^.^
Seperti bulan-bulan yang lain, Allah senantiasa memberikan begitu banyak anugerah dan kasih sayang yang begitu melimpah bagi setiap hambaNya, termasuk Saya.
Bulan Mei tahun 2014 yang lalu saya baru saja memulai karir di kantor baru, tahun ini saya masih ada disini, dengan berbagai kekhawatiran dan keragu-raguan dalam hati. Namun Saya berjanji akan menyelesaikan tanggung jawab Saya disini semaksimal mungkin.

Masih ingat kejutan-kejutan yang Saya peroleh di tahun 2014 yang lalu?
Allah benar-benar membuktikan janjinya. Ia akan menambah kebahagiaan bagi hambaNya yang senantiasa bersyukur.

Akhir tahun 2014 yang lalu, melalui media sosial facebook, Allah mempertemukan saya dengan seorang teman lama. Kami pernah jadi teman 1 les bahasa Inggris di tahun 2003, saat duduk di bangku SMP kelas 2. Ya, itu satu-satunya kebersamaan yang pernah terjadi antara saya dan dia. Selama 3 tahun bersekolah di SMP yang sama itu kami tidak pernah jadi teman sekelas. Setelah itu kami bersekolah di SMA yang berbeda. Saya bahkan hampir lupa pernah berteman dengannya  hingga suatu hari di sekitar tahun 2009 kami bertemu di transjakarta koridor 6, sepulang saya kuliah, dan ternyata dia juga kuliah di universitas yang sama dengan saya, namun kami beda fakultas. Kami hanya mengobrol seadanya kala itu, kemudian waktu terus berlalu sampai akhirnya akhir 2014 yang lalu saya membagikan info lowongan pekerjaan di perusahaan tempat saya bekerja sekarang. Dia hanya salah satu dari teman yang tertarik dengan info lowongan, namun dia satu-satunya yang minta nomer kontak saya untuk mengobrol lebih lanjut 

Ya, semua cerita hanya berawal dari sebuah info lowongan, hingga pada akhirnya tepat 16 Mei 2015 yang lalu, ia membawa keluarganya berkunjung ke keluarga saya, untuk menyatakan keseriusannya 

Subhanallah...

Rasanya masih seperti mimpi

Allah Maha Baik
Allah Maha Baik
Allah Maha Baik
Di angka 25 ini, Allah memberikan hadiah besar untuk saya, hadiah yang tidak pernah saya duga sebelumnya akan datang secepat ini, lewat cara yang begitu indah.

Usia hanyalah deret angka yang bisa kita hitung dengan mudahnya, namun dapatkah kita menghitung berapa banyak anugerah dan kasih sayang yang senantiasa dilimpahkan Sang Pencipta pada kita yang seringkali lupa untuk bersyukur..

Allah, terima kasih untuk 25 tahun yang indah ini, semoga Engkau senantiasa berada di hati Kami, membimbing Kami agar tidak memilih jalan yang tidak Engkau ridhoi

Semoga kasih sayangMu senantiasa menghiasi hari-hari kami dan memudahkan langkah kami untuk menyempurnakan iman kami kepadaMu

Terima Kasih ya Allah

Alhamdulillahirobbil'alamiin