Selasa, 13 Juli 2021

Cerita Lahiran Anak ke-dua

Hamil dan melahirkan di tengah pandemi covid-19 sama sekali bukan hal yang mudah.

Tapi namanya juga rezeki, kita harus banyak bersyukur telah diberi kepercayaan oleh Allah untuk bisa hamil dan melahirkan meskipun banyak drama di dalamnya. Kalau nggak drama, bukan defi namanya hahaha.

Jadi, ahamdulillah Allah kembali memberikan aku kepercayaan untuk hamil anak ke-dua. Hamil kali ini aku rada rewel dan super duper overthinking. Singkat cerita sejak awal pemeriksaan kehamilan dokterku bilang bayiku "agak besar". Aku yang sejak awal overthinking menjadi semakin overthinking. Takut bayiku kegedean, takut gabisa lahiran dengan mudah dan segala takut-takut yang lain. Akhirnya terakhir USG tgl 22 Mei dokter bilang bbj nya sudah 3,6 kg. Dokterku bertanya mau lahiran dimana? Aku jawab insya Allah di bidan dok..

Lalu dokter berpesan "kalau mau lahiran di bidan, bb bayinya maksimal 4kg ya"

Saat itu usia kandunganku sudah 38w3d. Sejak awal aku berdoa semoga lahirannya diantara 38-39 week saja supaya bayiku tidak semakin membesar di dalam 😁.

Aku sudah melakukan induksi alami sejak minggu ke-37. Kontraksi juga sudah mulai muncul meskipun masih palsu hingga akhirnya tgl 23 Mei jadwal yoga seperti biasa. Hari itu bude erie mengajarkan cara membuat birth plan. Anak pertama dulu aku ga kepikiran buat birth plan. Tapi kali ini aku merasa perlu membuat birth plan. Setelah selesai yoga, bude cek mulut rahimku sudah mulai lunak meskipun belum ada pembukaan sama sekali. Bude tawarkan untuk accupressure tapi aku menolak karena aku mau pulang dulu, mau potong rambut hahaha. Akhirnya hari itu suami nemenin muter-muter cari salon untuk potong rambut.

Pulang dari salon, aku selesaikan semua pekerjaanku yang masih tersisa. Aku bertekad semuanya harus selesai sebelum aku lahiran.

Awalnya aku mengajukan cuti di tgl 27, namun tgl 24 sore hari akhirnya aku berhasil menyelesaikan semua tanggung jawabku di pekerjaan dan akupun memberanikan diri menulis birth plan.

Berikut ini birth plan yang aku buat:


Bismillahirrohmanirrohim.
Birth Plan untuk calon anak keduaku.

Hari ini Senin 24 Mei 2021 Insya Allah tanggung jawab di pekerjaanku sudah selesai semua. Maka itu aku mau membuat birth plan.

Adik bayi sehat, secara fisik dan semua organnya lengkap sempurna.
Kakak plasenta sehat. Posisi sempurna, tidak menutup jalan lahir. Air ketuban jernih dan cukup. Tali pusar tidak melilit. Selaput ketuban utuh hingga saatnya pecah dan adik bayi segera keluar setelahnya.

Setiap kontraksi, aku tenang, nafas dan senyum.
Saat sudah waktunya berangkat ke bidan erie, adik bayi beri sinyal. Aku akan kasihtau ayah untuk ambil mobil ke ciganjur.

Mas jan ikut ke citayam, mas jan bantu ibu dengan tenang, tidak rewel. Mas jan bantu tenangkan Ibu saat kontraksi.
Ayah juga tenang bawa mobilnya.

Sampai di klinik bude, sudah bukaan 5 ke atas. Tidak berapa lama kemudian, bukaan lengkap dan adik bayi lahir dengan mudah.
Adik bayi bantu ibu dorong dari dalam sehingga persalinan lebihbcepat dan mudah. Hanya dengan nafas, tenang, aman, lancar, mudah.
Perineumku lentur dan utuh.
Adik bayi menangis keras lalu ditaruh ke dadaku.
Kolostrum keluar dan adik bayi minum kolostrumnya dengan mudah.
Plasenta lahir dengan mudah hanya dengan bernafas.
Tidak ada pendarahan.

Aku dan bayiku sehat dan bugar setelah persalinan.
Esok harinya kami bisa pulang ke ciganjur dengan bahagia, sehat, selamat, sempurna, lengkap.
Kami berempat.

Ayah, Ibu, Mas Jan dan Adik Bayi ❤

Bismillah, birth planku semua terwujud.
Mudahkan ya Allah
Aamiin aamiin ya robbal alamiin.


Setelah menulis birthplan, malam itu aku tidur dengan nyenyak sampai akhirnya terbangun jam 3 pagi karena mau pipis tapi seperti ada yang menekan ke bawah. Aku amati perlahan, feelingku kontraksinya mulai intens, meskipun belum ku hitung intervalnya. Aku masih santai, aku ajak adek bayi shalat tahajud dan mengaji sampai akhirnya saat adzan shubuh aku bangunin suami dan minta ia untuk ambil mobil ke ciganjur.

Jam 6 pagi semua sudah siap. Suami menawarkan untuk berangkat saat itu juga tapi aku menolak karena kontraksinya masih santai banget menurutku. Aku juga lihat mas jan masih tidur nyenyak, akhirnya aku bilang ke suami untuk lanjut kerja aja karena aku mau yoga dulu biar bukaannya cepet nambah. Jam 7 pagi aku wa bude erie, melaporkan interval kontraksiku. Bude bilang kalau sampai jam 10 interval kontraksinya maju ataupun tidak, langsung berangkat ke citayam. Oke, aku masih lanjut yoga lalu aku kebelet pipis lagi. Setelah pipis, aku duduk di atas matras yoga dengan posisi duduk bersimpuh tiba2 sekitar jam 07.15 "plup" aku langsung wa bude "bude kayanya ketubanku pecah" dan benar saja saat ke kamar mandi ku lihat ketubanku pecah dan warnanya sudah hijau.

Bude langsung balas wa ku "jalan sekarang".

Dan aku langsung bilang ke suami untuk berangkat. Dengan sigap, suami langsung bangunin mas jan, aku pamitan sama mertua, aku bawa perlak buat di mobil. Sejujurnya kalau ketuban belum pecah mungkin aku belum akan berangkat karena kontraksinya masih terasa mild banget. Tapi aku baru tau ternyata begitu rasanya pecah ketuban. Airnya terus mengalir ngga berhenti sama sekali, aku sampai takut air ketubannya kering 😁. Sepanjang perjalanan aku minum air putih yang banyak. Alhamdulillahirobbil'alamiin jalanan pagi itu sangat lancar. Sekitar jam 8 pagi kami pun tiba di klinik bidan erie.


Lucunya, hari itu klinik diserbu ibu2 yang mau lahiran sehingga kamar bersalinnya semua penuh, yang tersisa tinggal kamar tante bidan lalu aku diminta masuk kesana. Mba Tere bilang itu kamar VVIP 😝. Setelah mengganti celana dengan sarung, mba tere izin untuk cek dalam. Ternyata sudah bukaan 4. Ngga lama bude icha datang dan bilang kalau aku harus diinfus. Aku sempat sedih karena harus diinfus. Tapi bude icha bilang "gpp ya diinfus biar kuat" 

Oke, akupun menurut. Sekitar jam 9 pagi aku kabari orang kantor kalau cuti melahirkanku dimajukan saja dari yang sebelumnya tgl 27 mei menjadi tgl 25 mei karena ketubanku sudah pecah. Setelah diinfus itu aku semakin ingin bolak balik ke kamar mandi. Bahkan saat entah jam berapa aku sempat stay di dalam kamar mandi dan menyirami perutku dengan shower, rasanya nyamaan banget. Sampai aku bilang sama suami, aku mau di kamar mandi aja terus wkwkw tapi aku malah diomelin "masuk angin nanti kamu" 🀣

Akhirnya aku kembali ke tempat tidur, aku mulai ngga bisa menghandle rasa mulesnya. Aku bilang ke suami "panggilin bude, aku mau ngeden"

Ngga lama bude icha, bude lina dan mba tere datang. Aku udah ribut banget bilang mau ngeden tapi ternyata baru bukaan 9 😝

Punggungku dielus2 mba tere tiada henti, bude lina dan bude icha massage sambil ngajakin ngobrol. Mas Jan si anak ibu yang pinter sholeh nemenin di sebelah ibu dengan setia, juga suami yang berjaga di deket pintu karena mas jan kadang tiba2 suka kabur keluar πŸ˜‚

Ngga lama bude erie dateng so i know the time has come. Jadi akupun bersiap.

Bener-bener lahiran anak kedua ini berbeda sekali dengan yang pertama. Ceritanya seru dan heboh banget!

Aku lupa berapa kali mengejan. Kalau ngga salah 2x, lalu akhirnya keluarlah anak laki-laki kedua kami, Em Arrazi Tafiandi dengan bb 3.85 kg dan tinggi 49 cm pukul 10.45 πŸ₯° di ruangan yang begitu hangat, dikelilingi orang-orang yang aku pilih untuk ada di hari kelahirannya. Ya, hanya ada aku, suami, mas jan dan timbidanerie πŸ€—


So that was the story. Bismillah semoga hari kelahiranmu menjadi salah satu memori terbaik dan terindah dalam garis perjalanan hidupmu, nak. Mari bertumbuh bersama Ayah, Ibu dan Mas Jan. Terima kasih telah memilih kami. We love you, Mas Em πŸ’›




Senin, 28 Januari 2019

MIE AYAM PALING ENAK DI DEPOK!!!

Judulnya nggak nyantai ya hahahaha...

Saya belum pernah menulis review tentang makanan sebelumnya (eh, pernah deh sekali pas review tentang resto-resto favorit di pare see post).

Kali ini saya merasa wajib mereview mie ayam yang sangat spesial ini.


Pak Karta namanya.
Beliau laki-laki yang tangguh. Saya tidak tahu pasti berapa usia beliau. Mungkin teman-teman bisa menilai sendiri dari foto di atas.
Beliau berdagang mie ayam di ruangan depan rumahnya (rumah yang ia sewa). Warung mie ayamnya berlokasi di Jl. KH. M. Usman, Kukusan, Beji Depok. Warungnya ada di sebelah tukang Es Kelapa, di seberang toko bahan bangunan. Link mapsnya bisa dilihat di sini.

Di usia senjanya, ia masih harus berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saya belajar mengenai kerja keras dan kesetiaan dari Pak Karta. Ya, beliau berjualan bersama dengan Bu Mei, istrinya.


Mereka berdua mengajarkan saya bahwa kebersamaan akan menguatkan, seberapapun sulitnya masalah yang akan dihadapi dalam hidup ini :')

Ohiya, lewat tulisan ini saya juga mau menginfokan ke teman-teman yang mungkin jadi 'pelanggan lama' Mie Ayam Pak Karta. Toko beliau yang dulu ada di halaman toko baju zizara kini sudah pindah ke seberang jalan, kurang lebih 100 m ke arah superindo kukusan. Lokasinya memang agak 'tersembunyi' sehingga Bu Mei bercerita kalau banyak pelanggannya yang sudah jarang datang lagi.

lokasi lama

Jadi, buat teman-teman yang jadi langganan mie ayam pak Karta dan kebingungan mencari lokasi barunya, please click this link to know the new location click here.

lokasi baru

Kabar gembira untuk pecinta Mie Ayam Pak Karta, kalau dulu di lokasi yang lama Mie Ayam Pak Karta ini biasanya buka malam hari, sejak pindah ke lokasi baru ini beliau bilang Mie Ayamnya sudah bisa dinikmati sejak pukul 11.00 siang.

Mie ayam Pak Karta ini adalah jenis mie ayam 'kampung' yang cita rasanya bisa mengembalikan kita pada kenangan masa lalu (eh, maksudnya masa kecil. Hahaha). Pokoknya bumbunya pas banget. Mie nya kenyal, ayamnya buanyak, pangsit gorengnya gurih daan kalo makan disana, bisa ambil daun bawang sepuasnyaaa.. Huaaa enaakkk...

Berikut ini beberapa foto yang sempat saya abadikan. Nggak punya foto yang masih 'utuh' karena setiap makan disana langsung semangat ngabisin sampe lupa foto2 :D



Rasanya mungkin nggak bisa disamakan dengan mie selevel Bakmi *M. Tapi saya bisa pastikan kalau Mie Ayam Pak Karta ini nggak kalah lezatnya.

Jadi untuk teman-teman yang domisili di depok atau kebetulan lewat sana, boleh banget yaa datang dan cicipi Mie Ayam Pak Karta ini.

Ohiya, harganya cuma Rp10.000 per mangkok lho teman-teman :')

Selamat Mencoba!


Senin, 21 Januari 2019

Nursing Strike VS Self Weaning

Pernah dengar 2 istilah di atas?

Sudah banyak artikel yang sering membahas 2 istilah di atas.
Sebagai pejuangasi, 2 istilah itu pasti sudah familiar di telinga ibu-ibu sekalian.

Dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti, nursing strike berarti si anak menolak menyusu secara tiba-tiba, sementara self weaning berarti si anak memutuskan untuk menyapih (berhenti menyusu) atas keputusannya sendiri. Hahaha keren ya anak bayik udah bisa bikin keputusan sendiri :D

Nah, di tulisan kali ini saya mau berbagi pengalaman yang saya alami kurang lebih sebulan yang lalu saat usia anak saya 13 bulan.

Saat itu tiba-tiba saja mas Jan tidak mau menyusu seperti biasanya. Bahkan saat keadaan sangat mengantuk, ia lebih memilih menangis sampai kelelahan hingga akhirnya tertidur daripada menyusu pada saya. Benar-benar patah hati rasanya. The real definition of broken heart.. Hahaha

Dari informasi yang saya baca dari berbagai sumber, kemungkinan yang saya dan mas jan alami saat itu adalah nursing strike dimana tiba-tiba saja mas jan menolak menyusu. Padahal tidak ada perubahan drastis yang saya fikir menjadi penyebab mas jan menolak menyusu. Beberapa sumber mengatakan nursing strike dapat terjadi jika si Ibu mengganti perfume atau sabun yang biasa dipakai, sehingga aromanya tidak familiar di hidung anak. Bahkan saat pertama kali mas jan menolak menyusu itu terjadi di hari sabtu. Saat saya bersama dia seharian. Pagi harinya setelah mandi, ia masih mau menyusu pada saya. Namun tiba-tiba di siang harinya saat mulai mengantuk di dalam mobil ia tidak mau menyusu. Akhirnya ia pun tertidur karena kelelahan, tanpa menyusu pada saya. Hal itu terus terjadi hingga sekitar 3 hari kemudian.

Selama masa itu, saya hanya bisa memompa ASI dan kemudian memberikannya melalui dot ataupun menggunakan gelas dengan sedotan. Ia masih mau meminum ASI saya, tapi tidak jika menyusu langsung.

Saya jadi berfikir apakah saya akan menjadi mama eping (red: ekslusif pumping) di sisa masa 11 bulan menuju usia mas jan 2 tahun, ataukah mas jan sedang melakukan self weaning?

Dari beberapa artikel yang saya baca, memang ada anak yang melakukan self weaning sebelum 2 tahun. Tapi ini masih 11 bulan lagi menuju 2 tahun, rasanya saya belum puas menyalurkan cinta saya dengan menyusui mas Jan :')

Akhirnya saya meyakinkan diri saya kalau ini benar-benar nursing strike. Saya tidak boleh menyerah dengan mengira kalau ini adalah self weaning kemudian berhenti menyusui begitu saja. Mas Jan masih punya hak 11 bulan lagi untuk mendapatkan ASI. Saya harus semangat!!

Sayapun curhat kanan-kiri, bertanya pada teman-teman yang lebih senior, yang sudah berhasil menyusui anaknya selama 2 tahun bahkan lebih.

Berdasarkan hasil curhat, berikut ini tips yang bisa dilakukan saat anak mengalami nursing strike:

  1. Analisa apa penyebab anak melakukan nursing strike. Kalau saya ternyata setelah diingat-ingat mas Jan mogok menyusu karena ngambek. Hahaha. persis kaya Ibunya, ambekan :D.
    Jadi kala itu setelah pagi dia menyusu, siangnya saya berencana pergi ke rumah Ibu saya. Saat itu kami naik motor. Di perjalanan menggunakan motor itu, mas Jan bilang "nen.." yang artinya dia mau menyusu pada saya. Lalu saya bilang "Nanti ya nak, kalau nen di jalan malu.. nanti di rumah nenek ya kita nen". Kesalahan saya selanjutnya adalah saat tiba di rumah Ibu saya, saya lupa menawarkan ia untuk menyusu lagi. Kemudian kami pergi seharian.
  2. Setelah tahu penyebabnya, cari solusinya. Kalau saya, saya kemudian meminta maaf pada mas Jan. Saya mulai menawarkan ia menyusu secara bertahap. Awalnya ia sama sekali tidak tertarik. Tapi saya terus menawarkannya, baik disaat ia merasa haus maupun tidak. Sangat butuh kesabaran dalam melewati proses ini. Tidak terjadi secara instan, benar-benar dibutuhkan kesabaran dan ketangguhan. Namanya juga #pejuangasi ^^
  3. Jangan ulangi lagi kesalahan yang menyebabkan anak mogok menyusu itu. Sampai saat ini akhinya saya belajar untuk benar-benar menepati janji saya. Jika mas jan meminta menyusu, saya akan langsung memberikannya. Namun jika keadaan saat itu benar-benar tidak memungkinkan, saya akan jelaskan kepada ia secara perlahan dan saya akan langsung menyusuinya sesegera mungkin saat situasi sudah memungkinkan. Yang harus kita ingat adalah, anak akan selalu mengingat janji yang sudah kita ucapkan meskipun itu hanya hal yang sepele.

Ibu-ibu juga bisa baca link berikut untuk tips lebih lengkap mengenai bagaimana mengatasi nursing strike klik disini

Sekian sharing pengalaman saya kali ini. Menjadi #pejuangasi memang sungguh penuh dengan lika-liku, ada suka ada duka, semua insan pasti pernah merasakannya, hahahaha (hayoo.. siapa yang bacanya sambil nyanyi?)

Sampai jumpa di sharing saya selanjutnya yaa..

Terima Kasih sudah mau membaca :)


source : breastfeeding-magazine.com


Senin, 30 Juli 2018

ASI Seret? No Worry! You are not Alone! :)

Tanggal 13 Agustus nanti, insya Allah mas Jan akan genap berumur 9 bulan.

Ya, belum genap 9 bulan perjalanan dan perjuangan saya mengASIhi anak pertama saya ini. Dan 2 minggu terakhir ini benar-benar jadi ujian yang lumayan berat untuk saya.

Mungkin teman-teman yang pernah baca postingan saya sebelumnya tahu bagaimana perjuangan saya menyusui anak saya dengan kendala #flatnipple. Ternyata perjuangan benar-benar belum selesai.
Saat ini alhamdulillah mas Jan sudah bisa latch on dengan maksimal. Alhamdulillah mas Jan tidak bingung puting walaupun harus memakai dot di saat saya sedang bekerja. Dan Alhamdulillah selama ini persediaan asip saya mencukupi kebutuhan mas Jan bahkan mas Jan juga punya beberapa saudara sepersusuan.

Tapi kendala terjadi 2 minggu terakhir ini. Berawal dari mas Jan yang tiba-tiba diserang diare hebat selama 10 hari, dilanjut dengan flu berat yang membuat frekwensi menyusuinya perlahan berkurang dan saya juga jadi tidak fokus memerah asi selama mas Jan sakit. Saya tetap memerah asi, namun 'seadanya'. Karena saya benar-benar fokus pada kesembuhan mas Jan, ditambah lagi kala itu beban pekerjaan di kantor sedang lumayan berat.

Sesaat setelah mas Jan sembuh dan pulih, gantian saya yang diserang flu berat, kepala pusing, badan meriang, dan saya tipe Ibu yang keras kepala, ngga mau minum obat apa-apa karena takut banget berpengaruh ke ASI saya. Alhasil, selama sakit itu, perlahan produksi asip saya menurun sedikit demi sedikit. Hingga puncaknya di minggu lalu, saat tubuh saya sudah mulai pulih dari flu berat, saya memerah asi seperti biasa di kantor, dan saya sangat shock ketika melihat isi botol yang tidak sampai 30ml. Padahal biasanya saya bisa menghasilkan 150ml per sesi perah. Hancuuurrr banget hati saya kala itu. Sedih, panik, semua jadi satu. Alhasil hari itu saya hanya membawa asip sekitar 90ml (dari 3x jadwal perah).

Sementara itu, mas Jan sepertinya sedang melakukan pemulihan pasca sakit. Biasanya selama ini ia hanya minum 400-500 ml selama saya tinggal bekerja mulai dari jam 7 pagi sampai 5 sore. Tapi kini ia minum 800 ml per harinya. Sedikit demi sedikit persediaan asip beku saya pun berkurang kemudian HABIS! T.T

Saya bingung dan panik, sampai sempat terlintas untuk "apakah saya akan menyerah dan kasih sufor aja ke mas Jan?" Tapi alhamdulillah saya masih cukup waras untuk kembali bangkit dan bersemangat.

Saya jadi belajar bahwa selama menjadi #pejuangasi, ASI seret akan datang pada hampir setiap Ibu, dengan berbagai alasannya masing-masing.

Dari pengalaman ini sayapun belajar, saat ASI seret, berikut ini hal-hal yang bisa kamu lakukan:

  1. Jangan Panik! Stay calm, dan coba telaah apa penyebab ASImu seret. Apakah karena skip jadwal pumping? Apakah karena minum obat-obatan tertentu? Apakah karena kamu sedang banyak fikiran? dan sebab lain yang hanya diri kamu sendiri yang tahu.
  2. Setelah penyebabnya diketahui, langsung perbaiki kesalahanmu. Misalnya, konsultasikan dengan doktermu jika ternyata obat yang kamu minum mempengaruhi produksi ASI.
  3. Konsisten kembali melakukan jadwal pumping. 2-3 jam sekali. Seperti saat newborn dulu. NO TAWAR-TAWAR YA! 2-3 Jam sekali!
  4. Curhat. Ya, ini adalah metode yang terbukti ampuh. Karena salah satu kebutuhan Ibu menyusui adalah curhat dan mencari teman senasib untuk bisa sharing pengalamannya. Jadi, join di grup Ibu2 pejuang asi akan sangat membantu membangkitkan kembali semangat mengASIhi.
  5. Minta dukungan orang terdekat khusunya suami. Ini sangat bermanfaat untuk membangkitkan kembali hormon oxytocin yang sangat berfungsi dalam produksi ASI.
  6. NO BAPER! Kalo saat ini hasil pumpingmu tidak sebanyak dulu, tetap lakukan pumping tiap 2-3 jam sekali. Walaupun setiap sesi pumping cuma bisa basahin pantat botol doang, GO AHEAD! Sedikit-sedikit lama lama akan menjadi bukit adalah peribahasa yang terbukti nyata adanya! hahaha...
  7. Lakukan metode power pumping. 
  8. Perbanyak minum air putih, sayur dan buah-buahan.
  9. Jika dirasa perlu, beli lah asi booster apapun yang kamu percaya. Ya, hanya beli asi booster yang menurutmu benar akan menaikkan produksi asimu. Karena asi adalah tentang mindset kamu. Kalau kamu percaya minum asi booster A akan meningkatkan produksi asimu, maka itu lah yang akan terjadi. Sebaliknya, asi booster semahal apapun kalau kamunya ngga percaya dan ngga yakin asimu akan bertambah, itu hanya akan jadi hal yang sia-sia!

So, semangat teruuss buat semua #pejuangasi !!!
Ingat selalu bahwa kalian semua hebat!

Saat semangat mulai menurun, ingat kembali niat awal kamu menyusui adalah karena Allah. Ia yang sudah mempercayai kamu untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan seorang anak. Allah pula yang akan mencukupkan segala hak anak kita - selama kita benar-benar ikhtiar mencukupkannya.

Kalau mulai malas pumping, ingat kembali saat dulu kamu bermohon pada Allah betapa inginnya kamu memiliki keturunan. Kini saat Allah sudah mempercayaimu, apa akan kamu sia-siakan kepercayaan yang telah Dia berikan untukmu? :')

Yuk semangat moms! Inget yah, kamu ngga sendirian! :)

Sabtu, 31 Maret 2018

Cerita Seorang Sahabat

Kemarin, saya diberi kehormatan menemani sahabat saya dan keluarganya untuk mengkhitbah seorang wanita.

Dia salah satu (bahkan mungkin satu-satunya) sahabat terbaik saya semasa kuliah.
Dalam perjalanan kemarin saya belajar banyak sekali pembelajaran hidup. Tentang kehangatan keluarga, cinta kasih, dan rahasia Tuhan tentang jodoh.

Kami berteman sejak awal saya masuk kuliah di tahun 2008. Saya dan dia sama-sama tahu bagaimana perjalanan cinta kami masing-masing. Pahit manisnya cinta-cintaan masa muda hahaha. Lucunya, pada akhirnya kami sama-sama melabuhkan hati kami bukan pada orang yang semasa kuliah dulu kami pacari hahaha.

Dalam perjalanan kemarin saya seperti flashback ke masa-masa dimana saya sering sekali nebeng untuk pulang bareng, mengerjakan project dari dosen sampai harus pulang larut malam, curhat sampe nangis-nangis tentang pacar masing-masing di pelataran masjid Kampus. Hahaha, masa-masa itu :'D

Haru rasanya kini ia sudah menemukan pelabuhan hatinya. Semoga segalanya lancar dan niat baikmu diganjar pahala yang besar oleh Allah. Aamiin :')
Kemarin saya belajar bagaimana bisa tercipta kehangatan di tengah keluarga yang begitu sederhana. Semua itu benar-benar karena Allah berada dalam keluarga itu.

Saya belajar bahwa dengan menyayangi dan merawat orang tua (khususnya Ibu) hingga hari tuanya, Allah akan memudahkan segala hajat hidup kita. Bukan tentang harta yang berlimpah, tapi tentang rasa syukur dalam menjalani hidup dan kemudahan untuk dipertemukan dan dibersamai dengan orang-orang baik dan sholeh/ah lainnya. Menurut saya pribadi, hal tersebut jauh lebih berharga dari harta yang berlimpah.

Saya belajar bahwa bersabar benar-benar akan membuahkan hasil yang tidak main-main. Allah akan menghadiahi kita dengan hal luar biasa yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

Dan saya belajar bahwa kalimat 'Jodoh adalah rahasia Allah' itu adalah benar adanya. Seringkali orang yang kita harapkan, kita perjuangkan, kita sebut dalam doa kita setiap hari, jika Allah tidak berkehendak, maka bukan dia yang akan menjadi jodoh kita. Sebesar apapun keinginan dan usaha kita untuk menjadikan ia jodoh kita.

Namun, jika Allah sudah memilih seseorang untuk menjadi jodoh kita, maka semuanya akan menjadi lebih mudah. Mulai dari proses pertemuan hingga akhirnya berada dalam ikatan pernikahan, semuanya akan terasa mudah. Dan percayalah, bagaimanapun, jodoh yang dipilihkan oleh Allah adalah yang terbaik menurut-Nya. Karena Allah Maha Tau apa-apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Teruntuk sahabatku, terima kasih sudah memberikan begitu banyak pembelajaran hidup selama ini. Semoga kelak persahabatan ini terus terjaga hingga anak cucu kita nanti :'D

Terima kasih sudah menjadi yang terbaik! 😊

Senin, 12 Maret 2018

Flat Nipple. What to do?

Kali ini aku akan membahas tentang drama awal menyusui seorang Ibu baru yang memiliki flat nipple (puting datar) sepertiku.


Saat IMD, ASIku sama sekali belum keluar. Tapi aku sama sekali tidak khawatir karena aku sudah mendapatkan pengetahuan sebelumnya dari dokter laktasiku bahwa dalam proses IMD yang terpenting adalah kontak langsung antara Ibu dan Anak. Kontak langsung antara kulit Ibu dan anak ini lah yang akan memicu hormon oxytocin dan prolaktin bekerja sama untuk memproduksi ASI. Padahal selama ini yang ada di fikiranku, IMD adalah proses dimana bayi akan menyusu langsung pada payudara Ibu.

Ya, dulu aku fikir menyusui akan semudah itu. Semudah yang sering aku lihat selama ini dimana ketika si bayi haus dan meminta susu Ibu, Ibu hanya tinggal membuka bra nya kemudian 'lepp...' bayipun akan menyusu dengan indahnya.

Lagi-lagi fikiranku salah besar. Menjadi Ibu benar-benar harus memiliki bekal pengetahuan yang matang. Benar-benar harus rajin membaca dan sharing dengan Ibu-ibu senior lainnya. Menjadi Ibu memang bukan hal yang mudah, namun ketika kita sudah bisa membekali diri kita dengan ilmu yang banyak, insya Allah semua akan jadi lebih mudah. Seperti yang selalu disampaikan Bidan Yessie @bidankita yaitu "Knowledge is Power". Aku sangat setuju dengan kalimat yang selalu beliau sampaikan ini. Bahwa seorang Ibu yang haus akan ilmu dan selalu ingin belajar akan menjalani perjalanan menjadi Ibu dengan lebih mudah.

Saat proses IMD itu, bidan (mba novi) mengajariku bagaimana caranya mengarahkan putingku ke mulut bayiku. Kala itu aku mengeluhkan putingku yang datar yang membuat aku kesulitan untuk menyusu. Tapi, walaupun aku tidak tahu saat itu bayiku bisa meminum ASI dari payudaraku atau tidak, karena setiap kali disusui, mulutnya selalu lepas dan kemudian ia menangis. Walaupun begitu, aku selalu menanamkan sugesti dalam diriku bahwa ASIku cukup untuk bayiku. 

Hingga sampai pada hari ketiga pasca persalinan, aku merasakan payudaraku amat penuh, keras dan rasanya hampir mau meledak. Belakangan aku baru tahu kalau hal tersebut dinamakan "Clogged Duct". Aku sangat kalut saat itu, benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan. Payudaraku penuh tapi aku belum bisa menyusui dengan baik. Badanku meriang panas dingin, bayiku belum bisa menyusu dengan baik karena aku belum bisa melakukan pelekatan yang baik, akhirnya aku berfikir untuk memompa ASIku supaya bisa mengurangi rasa sakit dan penuh dalam payudaraku.

Kala itu aku sama sekali tidak paham cara memakai breastpump. Aku coba pakai pompa manual, hanya menghasilkan embun dalam botol. Kemudian aku mencoba memakai pompa elektrik. Berhasil! mulai menetes setetes demi setetes. Walaupun dalam 10 kali tarikan pompa elektrik, hanya 1 tetes yang keluar. Kemudian dengan polosnya, suamiku bilang "Mungkin perlu ditambah kecepatannya yang?"
Oke, karena aku sudah tidak tahu harus bagaimana, aku menuruti suamiku untuk menambahkan kecepatan daya hisap breastpump ku sampai ke LEVEL 7! (Belakangan aku baru tahu bahwa ternyata cukup sampai Level 2 saja untuk mengeluarkan ASIku) ^.^
Ohiya, aku memakai breastpump merk Unimom Allegro.

Alhasil, saat memompa dengan daya hisap level 7, bukan ASI yang keluar, justru darah segar. Iya, darah segar mengalir dari dalam payudaraku sehingga warna ASI yang ada dalam botol pompaku berubah warna menjadi pink :D

Apakah masalah selesai setelah aku berhasil memompa ASIku? Jawabannya adalah, TIDAK :D
Masih begitu banyak drama yang harus dilalui seorang Ibu baru dalam perjuangannya menyusui anaknya.

Khusus dalam kasusku, hal yang paling menyulitkan adalah bentuk putingku yang datar ini. Karena setiap kali anakku mulai menyusu, putingnya akan terlepas kemudian dia menangis yang membuatku justru lebih panik.

Jadi, apa saja yang sudah aku lakukan dalam melalui drama flatnipple ini?

Beberapa hari pertama, anakku menyusu melalui dot di malam hari dan aku tetap coba menyusui langsung dengan payudara di siang harinya. Aku melakukan ini berdasarkan pertimbangan bahwa di malam hari tubuhku yang masih dalam pemulihan pasca persalinan ini tidak bisa diforsir untuk 'berperang' dengan perjuangan menyusui.

Saat kontrol 1 bulan pasca persalinan, berat badan bayiku hanya naik 400 gram. Padahal kenaikan berat minimum untuk bayi usia 1 bulan adalah 800gram. Ini mungkin dikarenakan tiap kali menyusu, lebih banyak ASI yang tumpah daripada yang terminum olehnya.

Akhirnya akupun memutuskan untuk menggunakan puting sambung untuk menyusui. Apa itu puting sambung? Yaitu tiap kali mau menyusui, aku menempelkan putingku dengan dot karet. Jadi seperti 'perpanjangan' puting :D dan berhasil! bulan depannya berat badan anakku naik 700 gram di bulan ke 2

Sebagai Ibu, pasti ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya. Hal inilah yang memotivasiku untuk tetap mencoba untuk menyusui langsung walau dengan perjuangan yang teramat perih. Ya, benar-benar perih bahkan sampai lecet, berdarah kemudian korengan hahaha. Iya, putingku beberapa kali sempat luka kemudian korengan sebelum akhirnya 'terbuka' sempurna dan bisa mengalirkan air susu yang lebih lancar. 

Sebelum akhirnya aku berhasil menyusui langsung tanpa puting sambung, aku sempat terkena baby blues. Dimana saat bayiku menangis karena kehausan, aku malah meletakannya di depanku dan membiarkannya menangis. Akupun ikut menangis, meringis kesakitan karena rasanya sudah sangat perih dan tak tertahankan. Belum lagi kontraksi yang dirasakan pasca persalinan tiap kali menyusui, dimana konon katanya rahim sedang kembali ke bentuk semula sehingga semua rasa perih berkumpul menjadi 1 hahaha. Menjadi Ibu memang luar biasa yaa :')

Disinilah pentingnya hypnobreastfeeding seperti yang sudah aku tulis sebelumnya disini
Kita harus terus menanamkan afirmasi-afirmasi positif pada diri kita selama proses menyusui ini.

Berikut ini afirmasi positif yang aku gunakan untuk melawan drama flat nipple ini :
  • Ibu lain bisa menyusui dan memompa ASI nya dengan baik, kenapa aku tidak?
  • Menyusui adalah ibadah. Jelas tertulis di Al-Quran di surat Al-Baqarah ayat 233 yang artinya "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..."
  • Allah menciptakan payudara di tubuh wanita adalah dengan tujuan yang sangat mulia yaitu 'menyusui'
  • Pelekatan yang sempurna adalah mulut bayi menutup seluruh area areola, bukan hanya di puting saja. Jadi bagaimanapun bentuk putingmu, harusnya tidak akan jadi masalah
  • ASIku cukup untuk anakku sampai 2 tahun
  • Anakku pintar dan bisa menyusu dengan baik


Dan berbagai afirmasi lain yang selalu aku ucapkan selama proses menyusui disertai doa bahwa semua rasa sakit dan lelah ini dapat menggugurkan dosa-dosaku di masa lalu. AAMIIN

Dan... Finally...
Berhasil! di bulan ke-tiga, berat badan anakku naik 1200 gram. Yeayyy!! Ibu soo happy ^^

Jadi untuk semua Ibu yang sedang berjuang menyusui dengan berbagai macam tantangan, tetap semangat! Semua pasti berlalu. Jadikan anak kita sebagai motivasi terbesar kita untuk terus keras kepala menyusui. Selamat berjuang sampai 2 tahun ke depan! ^^

Kamis, 15 Februari 2018

Hypnobreastfeeding

Mendengar istilah hypnobirthing atau hypnoparenting rasanya sudah cukup familiar ya?

Tapi untuk hypnobreastfeeding terdengar masih jarang diperbincangkan (atau saya yang kurang update?) :D

Saya menulis ini untuk para ibu dan calon ibu yang sedang dan akan segera hamil (Aamiin)

Dulu saya berfikir kalau perjuangan seorang Ibu yang paling besar adalah masa-masa mengandung dan puncaknya akan ada di momen persalinan.
Dulu saya berfikir setelah melahirkan, perjuangan itu akan selesai.
Ternyata saya salah besar.
Menjadi seorang Ibu benar-benar bukan hal yang mudah.
Naluri untuk menjadi seorang Ibu secara alami mungkin sudah Tuhan sematkan di semua wanita. Namun bagaimana untuk menjadi Ibu yang tetap 'waras' benar-benar harus diperjuangkan.

Saat hamil, saya beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang positif sehingga saya berhasil melalui proses kehamilan dan persalinan saya dengan bahagia. Tentu saja semua karena bekal pengetahuan yang saya dapat dari orang-orang hebat penggiat gentle birth dan hypnobirthing. Bahwa gambaran hamil dan melahirkan yang seringkali tampak 'menyeramkan' selama ini sudah saya buktikan sendiri bahwa kenyataannya sangat jauh berbeda. Bahwa hamil dan melahirkan adalah anugerah Tuhan yang sangat luar biasa yang semestinya dinikmati dengan bahagia, bukan dengan penuh rasa takut dan cemas karena gambaran negatif yang tercipta selama ini.

Back to the main topic.
Mengapa saya ingin menulis tentang hypnobreastfeeding? Karena saya berharap para Ibu dan calon Ibu lain tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam menjadi #pejuangasi

Selama hamil saya hanya 1x melakukan konsultasi dengan dokter laktasi. Tapi itu sangat membantu saya untuk jadi bekal awal saya dalam perjuangan menyusui anak saya.
Kalau tidak salah saya mendatangi klinik laktasi saat usia kandungan 28 minggu.
Kala itu saya menemui dr. Maharani Bayu di RS. Aulia.

Hal yang paling saya ingat dari penjelasan dr. Rani dan kemudian saya tanamkan baik2 dalam fikiran saya diantaranya adalah :
1. Yang bisa membuat produksi ASI maksimal adalah skin to skin. Jadi lakukan kontak skin to skin sesering mungkin dengan bayimu. Saat IMD yang terpenting juga skin to skin, bukan masalah asi keluar atau belum. Jadi jika saat IMD asimu belum keluar, jangan bersedih. Kamu ngga sendirian! I feel you πŸ˜™

2. Asi sudah mulai diproduksi di dalam tubuh Ibu sejak 20 minggu usia kehamilan namun belum bisa keluar karena ditahan oleh hormon kehamilan. Kelak sesaat setelah plasenta keluar dari tubuh Ibu, hormon kehamilan juga akan berkurang sehingga mengizinkan asi untuk keluar. Hormon kehamilan tersebut masih akan bersisa di pembuluh darah Ibu dan akan bersih sempurna 50 jam pasca lahir. Dan bayipun masih punya cadangan lemak selama 3 hari (72 jam) pasca ia lahir.

Jadi jika orang-orang di sekitar menakut2imu dengan bilang "Wah..anaknya nangis terus.. Haus tuh.. Asimu kan belum keluar, kasih minum susu formula aja dulu"

Ngga usah didengerin Bu.. Anggap angin lalu saja.

3. Jika asimu belum keluar, selama 3 hari pertama itu, berjuanglah semaksimal mungkin. Lakukan kontak skin to skin tiap 2 jam sekali. Literally 2 jam sekali. 12 kali dalam sehari. Siang dan malam. Walaupun anak tertidur, tetap angkat dan tempelkan tubuhnya ke dadamu. Agar terjadi kontak skin to skin. Berusahalah untuk melakukan pelekatan yang benar. Percayalah asimu akan keluar.

Nah, disini peran hypnobreastfeeding sangat penting. Terus lakukan afirmasi positif bahwa asimu akan keluar. Bayimu akan menyusu dengan pelekatan yang baik. Dan berbagai afirmasi positif lainnya yang kamu butuhkan. Terus ulang-ulang kalimat itu dalam otakmu.

Masa awal menyusui benar-benar bukan masa yang mudah. Tapi yakini dirimu bahwa kamu bisa. Bahwa Tuhan telah menciptakan payudara di tubuh wanita untuk tujuan yang sangat mulia yaitu "menyusui".

Badan meriang panas dingin, puting lecet, berdarah, lelah, pemulihan pasca lahiran benar-benar akan menjadi teman setia di awal masa menyusui. Tapi yang ada di fikiran saya saat itu hanyalah "Ibu lain bisa melewati ini semua, kenapa saya tidak?"

Saya dianugerahi oleh Tuhan #flatnipple sehingga menambah drama awal menyusui. Tapi saya ingin Ibu-ibu lain diluar sana tahu bahwa flat nipple sama sekali bukan kendala. Karena pelekatan yang benar adalah bayi menyusu per areola, bukan hanya di puting saja. Jadi jika kamu punya flat nipple, jangan sedih! Kamu ngga sendirian! Di awal mungkin tidak mudah tapi bukan alasan untuk menyerah.

Di postingan selanjutnya saya akan sharing bagaimana saya bisa melewati drama flat nipple hingga sekarang bisa menyusui dengan lebih baik.

Jadi, suntikkan terus afirmasi positif bahwa asimu cukup untuk bayimu. Kamu bisa menyusui dengan baik dan Bayimu bisa menyusu dengan baik pula.

Tetap semangat para pejuang ASI. Ingat, kamu tidak sendirian! πŸ˜‡

Minggu, 03 Desember 2017

Program Hamil (Ikhtiar & Doa)

Bismillahirrohmanirrohim.
Tulisan ini Saya buat sebagai catatan dan motivasi untuk teman-teman yang sedang berjuang untuk memiliki buah hati.
Saya berharap kisah saya bisa menjadi semangat untuk teman-teman. Dan semoga semua calon Ibu yang sedang berikhtiar dan menunggu akan disegerakan oleh Allah untuk merasakan kehamilan dan keindahan menjadi seorang Ibu. Aamiin.

Saya menikah di tahun 2015 tepatnya bulan Oktober.
Dulu sekali, saya berfikir bahwa kehamilan itu adalah hak manusia. Dimana setiap pasangan yang menikah pasti akan hamil. Saya melihat orangtua dan kakak2 saya yang hampir semuanya hamil dengan segera setelah mereka menikah. Jedanya hanya 1-2 bulan setelah menikah, mereka langsung positif hamil.
Tapi ternyata saya salah. Pengalaman telah mengajarkan saya bahwa kehamilan adalah mutlak hak Allah. Ini artinya tidak ada yang bisa mengganggu gugat selain Allah. Bahwa kehamilan dan kelahiran seorang anak adalah murni takdir Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha, hasil akhirnya sungguh2 hanya Allah yang bisa menentukan.

Saya adalah perempuan dengan siklus haid yang Alhamdulillah teratur. Namun di awal2 pernikahan, saya yang masih sangat menggebu2 untuk hamil, membeli beberapa test pack untuk melakukan pengecekan kehamilan bahkan jauh sebelum saya terlambat menstruasi. Karena ada salah satu merk test pack yang menyatakan bisa mendeteksi kehamilan segera setelah kita melakukan hubungan suami istri.

1 bulan, 2 bulan, 3 bulan berlalu dan setiap bulan itu yang saya temukan hanyalah 1 garis merah di atas test pack. Sedih dan kecewa seringkali menghinggapi saya setiap kali saya sudah terlambat haid 2 hari namun kemudian di hari ke 3 si menstruasi pun datang.

Kesedihan tidak berhenti sampai disitu. Karena sebagai orang indonesia, sebagai mahluk sosial dimana kita seringkali menghadiri acara keluarga seperti arisan dll, seringkali acara tersebut menjadi ajang dimana pertanyaan menakutkan itu keluar dari mulut saudara2 kita. "Gimana? Sudah isi belum?" Sebenarnya mungkin pertanyaan itu adalah suatu bentuk perhatian dari mereka, namun bayangkan bagaimana perasaan pasangan yang ditanya2 seperti itu apalagi jika pertanyaannya sudah lebih mendetail seperti "Kok belum isi sih? Emang kalian nunda ya?" "Kapan dong isinya? Kan udah sekian bulan/tahun nikahnya"
Ketika ditanya seperti itu yang bisa saya lakukan hanya senyum sambil berkata "Minta doanya aja"
Tapi ya lama2 senyum saya akan terlihat semakin 'asem' dan ujung2nya jadi malas untuk datang ke acara2 keluarga.

Tidak terasa sudah genap setahun pernikahan kami berjalan, dan masih belum ada tanda2 saya hamil. Saya dan suami akhirnya sepakat untuk melakukan konsultasi ke dokter kandungan.
Kala itu sekitar bulan november 2016 kami memilih rumah sakit Bunda Margonda untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan. Pilihan saya jatuh ke RS Bunda karena selain letaknya yang dekat dengan rumah, RS Bunda memiliki banyak dokter wanita yang terkenal sudah berhasil dalam membantu pasangan yang melakukan program hamil. Selain itu, RS Bunda juga memiliki klinik Morula IVF. Ya, saya sudah berfikir sejauh itu. Insya Allah saya mau berikhtiar semaksimal mungkin untuk segera mendapatkan keturunan.

Singkat cerita, saat tiba giliran saya dipanggil oleh dokter (saat itu saya berkonsultasi dengan dr. Tyas) saya ditanya2 beberapa hal seperti siklus haid, nyeri yang dirasakan saat haid, lama pernikahan, dll. Dokter Tyas melakukan USG transvaginal untuk melihat kualitas sel telur saya dan apakah saya menidap PCO atau tidak. Setelah dilihat saat itu ada 2 sel telur dalam rahim saya yang sudah siap dibuahi namun ukurannya masih sangat kecil di bawah rata2 ukuran nornal. dr. Tyas mengatakan ini bisa jadi karena saat ini belum masa subur saya sehingga sel telur belum siap untuk dibuahi. Namun yang bisa dipastikan adalah Alhamdulillah saya tidak mengidap PCO.

Setelah membaca hasil USG tersebut, kemudian sayapun dirujuk untuk melakukan HSG. Saat dr. Tyas mengatakan hal itu, satu hal yang ada di fikiran saya adalah 'takut'. Ya, saya sudah sering membaca di beberapa blog ibu2 yang sedang melakukan promil bahwa tes HSG itu rasanya sakiit sekali sampai membuat susah berjalan dll.
Di tulisan ini saya tidak akan menjelaskan terlalu detail mengenai HSG. Namun saya hanya ingin menekankan bahwa tes HSG tidak semenakutkan itu, tidak sesakit yang kalian bayangkan. Jika Anda dirujuk melakukan tes tersebut, jalani saja.
Saya cuma bisa bilang bahwa Allah menciptakan wanita itu sebagai mahluk yang sangat kuat. Jadi kalau cuma tes HSG saja maah keciiillll (hehehehe)
Dalam tes HSG itu dokter hanya akan menyuntikkan cairan ke dalam rahim kita untuk kemudian difoto untuk mengetahui apakah ada penyumbatan atau tidak di saluran tuba fallopi dan bagaimana kondisi rahim kita apakah sehat atau ada gangguan kesehatan tertentu.

Dari hasil tes HSG itulah kemudian saya mengetahui bahwa saya memiliki struktur rahim yang terbalik atau istilah medisnya retrofleksi. Saya sangat sedih kala itu karena berfikir bahwa itulah penyebab sulitnya kami mendapat keturunan. Namun setelah saya konfirmasi ke dokter, beliau mengatakan bahwa rahim terbalik hanyalah variasi bentuk saja. Sama seperti bentuk daun telinga, ada yang caplang ada yang tidak. Bentuk cuping hidung ada yang mancung ada yang pesek, namun diantara perbedaan bentuk tersebut tidak mengganggu fungsi utama dari organ tersebut. Sayapun sedikit lega mendengarnya.

Tapi kecemasan saya tidak berhenti sampai disitu karena setelah saya googling, memang ada pengalamn beberapa wanita dengan rahim terbalik lebih sulit memiliki keturunan dan kalaupun hamil mereka akan sulit untuk melahirkan pervaginam.

Sekali lagi saya ingin tulisan ini sebagai motivasi untuk para calon Ibu. Bahwa selama promil, buang saja jauh2 semua fikiran dan cerita2 buruk apapun yang pernah kalian dengar. Bacalah buku2 dan referensi yang memberikan tulisan yang positif. Satu hal yang harus selalu diingat adalah kehamilan itu adalah mutlak hak Allah, sehingga mintalah pada-Nya dan percaya bahwa Ia akan memberi di saat yang paling tepat menurut-Nya. Ya, hanya Dia yang tahu kapan waktu yang paling tepat. Dia akan memberikan anugerah itu di saat yang kita sudah siap secara lahir dan batin.
Jadi teruslah berikhtiar dan jangan pernah putus berdoa. Percaya bahwa Allah yang Maha menciptakan.

Setelah tes HSG tersebut, seharusnya masih ada rangkaian tes lain yang saya lakukan diantaranya tes hormon dan suami juga perlu melakukan tes sperma tapi karena terbentur dengan jadwal pekerjaan kala itu, kami urung melakukan tes2 tersebut. Hingga akhirnya yang berhasil menghantarkan kami diberikan kepercayaan oleh Allah untuk memiliki keturunan adalah murni kekuatan doa. Saya ingat betul di beberapa bulan terakhir sebelum saya akhirnya dinyatakan positif hamil, di setiap sujud dalam shalat saya selalu berdoa Do'a Nabi Zakariya dalam Q.S. Al-Anbiya ayat 89 yang artinya :

"Ya Allah, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik."

Setelah melakukan tes HSG tersebut saya benar2 memasrahkan semuanya pada Allah dan tidak pernah putus untuk mengulang2 doa Nabi Zakariya tersebut hingga akhirnya Alhamdulillahirobbil'alamiin. Saya pun dinyatakan positif hamil pada bulan maret 2017 πŸ˜‡

Allah Maha Besar dengan segala rahasia-Nya.

Jadi kalau ditanya program hamil apa saja yang sudah saya lakukan selain ikhtiar medis yang sudah saya ceritakan di atas? Saya bisa rangkum sebagai berikut :

1. Terapi jeruk nipis

2. Minum madu penyubur

3. Menggunakan manjakani khanza

4. Makan kurma muda

5. Minum folavit dan vitamin E

6. Makan makanan sehat

7. Berbahagialah! 😊 


Percaya deh! Nikmatin waktu bersama suami karena ketika Allah beri kesempatan jeda waktu setelah menikah sampai akhirnya sang Ibu dinyatakan hamil, masa itulah dimana Allah menanugerahkan kepada pasangan suami istri tersebut untuk saling mengenal dan memahami lebih dalam sehingga kelak ketika memiliki anak, kalian sudah benar2 siap insya Allah lahir dan batin 😊

Ingat untuk selalu berfikir positif pada Allah ya πŸ˜‡sebagaimana firman-Nya Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” 

Sabtu, 25 November 2017

Cerita Lahiran Anak Pertama

Sudah lama sekali tidak menulis di blog ini :)

Kali ini saya mau sharing tentang cerita kelahiran putra pertama kami, Khawarizmi Jantaamir Tafiandi yang lahir pada hari Senin, 13 November 2017 Pukul 05.48 Pagi. Berat badannya 3,3 kg dan tingginya 50,5 cm.

Kelahiran anak kami ini merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu, karena selain kami harus menunggu kurang lebih 2 tahun sejak pernikahan kami di tahun 2015, si bayi sholeh ini juga cukup betah di dalam rahimku. Dia lahir di usia kandungan 40 minggu lebih 1 hari :)

Saya sudah mulai cuti di usia kandungan 39 Minggu. Tadinya mau dipasin 40 minggu tapi khawatir bakal nyusahin temen2 kantor kalo tiba2 saya mules di kantor yang di daerah Tebet dan harus nemenin saya yang memang berencana lahiran di Citayem :D

Semua orang bertanya, "Ngapain sih lahiran aja jauh2 ke Citayem?" Pertanyaan itu diutarakan oleh hampir semua orang termasuk orang tua kami sendiri. Saya cuma menjawab "Karena aku nyaman disana. Bidannya baik :)"

Pertama kali saya mengetahui Bidan kesayanganku (dan kesayangan semua ibu2 hamil :D) ini adalah dari salah seorang teman kerjaku yang sudah lebih dulu melahirkan disana. Bahkan dia memberitahu perihal bidan ini dari semenjak aku belum hamil :D

Alhamdulillah mungkin itu salah satu bentuk doa darinya. Jadilah saat pertama kali saya terlambat haid dan mencoba untuk melakukan uji kehamilan menggunakan test pack, orang pertama yang saya hubungi adalah Bidan Erie. Nama lengkapnya Erie Tiawaningrum atau lebih dikenal dengan Erie Marjoko (ig: eriemarjoko).
Kala itu, saya menghubungi beliau via whatsapp untuk meyakinkan perihal kehamilan saya dan yang membuat saya langsung jatuh hati pada beliau adalah beliau menjawab wa saya langsung dengan kalimat yang penuh kasih dan perhatian padahal jelas2 beliau belum kenal dengan saya dan saya belum jadi pasiennya saat itu.

Cerita tentang proses kehamilan ini akan saya tulis terpisah supaya lebih puas ceritanya :)

Kembali ke #ceritalahiran saya, saya menunggu mulai hari senin-kamis, tidak ada sama sekali tanda2 saya akan melahirkan. Setiap hari di sujud dalam shalat saya berdoa pada Allah untuk membantu memberikan kekuatan dan kelancaran dalam proses persalinan saya kelak. Saya berdoa semoga Allah menganugerahkan kepada saya kelahiran yang nyaman, aman dan keselamatan bagi saya dan bayi saya.
Saya sudah mulai melakukan induksi alami yang disarankan Bude Erie. Banyakin yoga dan jalan pagi, makan Kambing, makan nanas, berhubungan dengan suami, pijat endorphin & oxytocin. Ternyata induksi alami itu enak yah <3

Singkat cerita, Jumat 10 Nov 2017.
Jam 12 malam saya mulai merasa sedikit mules seperti mau menstruasi. Jam 2 pagi ke toilet mau pipis dan ternyata sudah flek. Langsung senyum dan bersyukur sama Allah. Berfikir bahwa inilah hari besar yang ditunggu2.
Jam 10 pagi berangkat ke bidan karena flek tambah banyak walau belum mules.
Sampe klinik ditunggu kontraksinya masih jarang. Kadang 15 menit kadang 30 menit kadang hilang, pas dicek sama mba simsim (salah satu tim bidan Bude Erie) baru bukaan 'seujung' 😁 jadilah disuruh pulang lagi. Saya pun mengajak suami untuk jalan2 ke Mall 😁

Sabtu, 11 Nov 2017
Pagi sampai sore ngga ada kontraksi sama sekali. Baru mulai sekitar habis maghrib, sudah mulai 15 menit sekali. Sempet kefikiran buat ke klinik malam itu juga tapi suami dan mba sim2 bilang kalau masih bisa istirahat di rumah, istirahat aja dulu. Akhirnya malam itu Alhamdulillah masih bisa tidur di rumah walau harus bangun 15 menit sekali.

Minggu, 12 Nov 2017
Hari ini tepat HPL adik bayi dan memang jadwal yoga. Mulai yoga jam 9 pagi. Alhamdulillah masih bisa ikut yoga sampai selesai (yang ternyata prenatal yoga terakhir di kehamilanku ini huhu sedih 😭) dan setelah yoga dicek oleh Bude Erie sudah pembukaan 1 hadap atas. Sudah bagus kata beliau, kalau mau stay di klinik boleh tapi kalau masih mau pulang juga boleh. Sambil menunggu dijemput suami yang saat itu sedang mengantar Ibu mertua, saya diaccupressure oleh mba Ririn. Enak banget rasanya. Nyamaaan banget sampai aku ngantuk dan hampir ketiduran :D.
Setelah suami datang, Bude Erie bilang ke suami kalau hati2 naik motornya karena aku sudah bukaan 1. Suami sempet nawarin apa mau stay di klinik aja dan dia yg ambil tas perlengkapan persalinan aku dan adik bayi. Tapi Aku mutusin pulang untuk mandi dulu karena mau menyambut tamu besar 😇
Setelah mandi aku paksain tidur walau harus kebangun tiap kontraksi datang.
Jam 8 malam kontraksi sudah 511 akhirnya aku ajak suami berangkat ke klinik. Waktu tempuh dari tanah baru - citayam yg biasanya cuma butuh waktu 40 menit jadi butuh 2 jam karena sepanjang jalan tiap kontraksi aku minta suami jalan pelan2. Ohiya, kita naik motor loh! 😁
Jam 10 malam sampai di klinik dicek mba novi ternyata udah bukaan 2 mau ke 3. Aku masih bisa makan malam sambil main gymball sambil nikmatin gelombang cinta dan ngga lupa untuk terus nafas ujjayi.

Senin, 13 Nov 2017
Jam 2 pagi mulai ngerasa kaya ada yg dorong dari dalem. Aku jaga komunikasi terus ke debayi kalau nanti sudah waktunya mengejan, Ibu minta tolong debayi bantu dorong dari dalem. Bolak balik ke toilet buat pipis, tiba2 aku muntah. Semua makan malemku keluar. Aku sempet muntah 2x sampai semua isi perut keluar. Aku sempet minta maaf ke Mba Novi karena kena muntahan aku. Tapi Mba Novi dengan lembut bilang "Gpp, justru muntah itu bagus lho buat nambah bukaan. Adik bayinya lagi bantu dorong dari dalem tuh" dan akupun langsung tenang mendengarnya :)

Semakin kesini, sensasi ingin mengejan semakin kuat. Aku minta tolong suami untuk memanggilkan Mba Novi dan ternyata saat itu Mba Ririn juga datang. Sekitar jam 4 Pagi Mba Ririn izin untuk mengecek, sudah bukaan berapa. Dan mba Ririn bilang sudah bukaan 6 hampir 7 tapi mulut rahim sebelah kanannnya masih agak tebal. Mungkin karena sejak tadi aku menghadap ke kiri terus. Akhirnya aku tiduran menghadap ke kanan menggunakan peanut ball.
Aku terus bertanya ke Mba Ririn "Aku udah boleh ngeden belum?" dan mba Ririn serta mba Novi ngga berhenti mengelus bokong aku.
Tak lama kemudian, Bude Erie dan Bude Icha datang. Bude Erie mematikan lampu kamar kemudian tiba2 sensasi ingin mengejan yang sangat kuat muncul. Kehadiran Bude Erie seperri membangkitkan penuh semua hormon oxytocin dalam tubuhku.
Aku langsung bilang "Aku mau ngeden yaa" dan semua tim Bidan langsung siap di posisi masing2. Tanpa intervensi, mereka membiarkan tubuhku memilih sendiri posisi apa yang ingin aku dan bayiku pilih dan ternyata posisi konvensional (berbaring) lah yang aku pilih. Aku lupa berapa kali mengejan. Yang jelas saat mulai mengejan, Bude bilang kalau selaput ketubanku masih utuh. Aku diminta untuk merabanya, dan itu membuatku sangat bersemangat. Aku bicara pada debayi untuk semangat dan terus bantu Ibu untuk mendorong dari dalam.
Selanjutnya saat Bude bilang sudah mulai crowning, aku semakin bersemangat lagi. Aku yakini diriku bahwa sebentar lagi aku akan bertemu adik bayi. Anak dalam kandungan yang sejak awal persalinan selalu aku ajak komunikasi dan aku minta untuk bekerja sama ini benar2 menunjukkan kerjasamanya.
Ia terus membantu mendorong dari dalam sehingga proses mengejanku terasa sangaat mudah. Aku sama sekali tidak merasa kelelahan walaupun sudah begadang selama 2 hari berturut2. Benar2 semua karena kebesaran Allah o:)

Alhamdulillahirobbil'alamin. Putra pertama kami ini lahir tepat pukul 05.48. Ia lahir dengan selaput ketuban yang baru pecah saat panggulnya keluar. Warna air ketubannya hijau muda. Bude bilang anakku pintar karena dia memilih lahir hari itu, pas sekali sebelum warna air ketubannya menjadi keruh. Ia juga terlahir dengan 1 lilitan tali pusar. Bude selalu bilang kalau bayi terlilit tali pusar itu tandanya bagus, karena tali pusarnya berarti panjang dan itu artinya sehat :)
Ah, bude memang selalu membuat kami para Ibu hamil untuk berfikiran positif karena Allah :')

Bahkan pasien bude yang beberapa minggu lalu melahirkan, anaknya terlilit 4x lilitan tali pusar dan Alhamdulillah tetap lahir dengan nyaman dan bahagia :)

Setelah keluar dari dalam perutku, anakku langsung ditaruh di dadaku untuk melakukan kontak skin to skin denganku. Aku ingat kata dokter laktasiku kala itu, yang terpenting dalam IMD adalah kontak antara Ibu dengan anak. Tak masalah jika asi belum keluar. Aku jadi berfikiran positif dan lebih tenang. Tidak berfokus pada asi yang keluar atau tidak. Aku menikmati pelukanku dengan anakku. Dan ternyata saat dibantu dipencet2 oleh mba Novi, kolostrumku keluar agak banyak dan aku langsung membantu mengarahkan puting susuku ke mulut anakku agar ia bisa menikmati kolostrum pertamanya :)
Kurang lebih 2 jam anakku berada di atas dadaku baru kemudian ia dibantu dibersihkan oleh Mba Novi.
Ohiya, selama IMD itu perineumku dijahit hihi. Ini pasti karena aku lupa mensugestikan diri bahwa perineumku utuh selama proses persalinan. Dan aku juga alpa dalam melakukan pijat perineum. Jadi ini murni salahku sendiri hihihi. Tapi tidak apa, Alhamdulillah Allah mengabulkan doaku untuk dapat melakukan persalinan dengan aman, nyaman, mudah dan minim sekali trauma.
Banyak orang bilang saat dijahit itu rasanya sakit sekali tapi bagiku tidak. Mungkin karena hormon oxytocin yang dibangkitkan oleh anakku dalam pelukanku yang membuat rasa sakitnya pergi jauh :)
Saat lahiran plasenta juga ia keluar dengan sangat mudah dan aku diminta untuk hanya bernafas dan tidak mengejan.
Aku juga pernah dengar kalau ada tangan nakes yang masuk ke rahim kita untuk membersihkan rahim kita pasca persalinan dan Alhamdulillah hal itu tidak terjadi di klinik Bidan Erie ini.
Semuanya benar2 berjalan nyaman dan tenang. Tanpa intervensi apapun.

Aku melakukan DCC (Delay Cord Clamping) pada bayiku. Dengan tujuan menghargai kakak plasenta yang telah menemani adik bayi selama di dalam rahim. Dan ia pula yang telah menyalurkan sumber makanan, udara dan sumber kehidupan ke adik bayi. Mungkin bagi sebagian orang terdengar tabu tapi aku dan suami sudah sepakat bahwa kami akan tunda untuk memutus tali pusarnya setidaknya sampai kami pulang (24 Jam pasca persalinan). Aku percaya berkat penundaan pemutusan plasenta dan tali pusar ini pula lah yang membuat anakku menjadi anak yang lebih tenang dan sangat pengertian meski ia baru saja lahir ke dunia :)

Aku pulang keesokan harinya dan sebelum meninggalkan kamar tempat persalinanku itu, aku bicara pada diriku sendiri sembari tersenyum mantap "Sampai jumpa di anak ke-2 dan selanjutnya" :)

Alhamdulillah persalinanku benar2 minim trauma. :)

Kamis, 27 April 2017

Kursi Prioritas

Memasuki fase hidup yang sangat membutuhkan kursi prioritas di transportasi umum.

Baru tau ternyata begini rasanya..
Setiap pagi sengaja datang pagi-pagi sekali agar dapat kereta yang masih 'agak' kosong.. Tapi ternyata semua kursi prioritas sudah penuh oleh ibu hamil lainnya.. Berusaha mencari bangku di kursi non prioritas pun bukan perkara mudah.

Seringkali mereka yang tengah duduk itu tampak sangat lelah sampai-sampai tak mampu membuka mata dan tidak dengar saat petugas berteriak meminta bangku untuk ibu hamil.
Dalam skala yang lebih ekstrem, ada pula yang berani menjawab "Minta bangku di sebelah sana aja tuh!" kemudian asyik tertidur kembali.

Ada pula yang sudah rela membagi duduknya dengan kita namun masih disertai gerutuan seperti "Emang beneran hamil? Kok ngga kelihatan perutnya?"

Untuk yang sehari-harinya menggunakan moda transportasi kereta commuter line pasti sudah sangat akrab dengan karakter manusia-manusia kereta di Jakarta dan sekitarnya yang cenderung egois dan hanya perduli pada dirinya sendiri.

Sebagai ibu hamil, saya pribadi 'malas' untuk 'mengemis' bangku kepada mereka. Dan satu-satunya cara yang biasa saya lakukan adalah berdoa sambil elus-elus perut "Ya Allah kuatkanlah aku dan janin yang ada di dalam kandunganku ya Allah. Aamiin.."
Yaa.. Walaupun sebagai manusia biasa yang belakangan moodnya sangat mudah naik turun ini, kadang saya sedih juga sambil ngebatin "Begini amat yaa hidup di Jakarta.." hihi

Yah tapi begitulah.. Jakarta tetap jadi kota tempat saya mencari nafkah. Mungkin saya hanya satu dari ribuan orang yang punya rumah di pinggiran Jakarta tapi mencari nafkah di Jakarta. Walhasil tiap pagi dan sore, kereta, transjakarta, angkot, kopaja, metromini dan sepanjang jalanan itu selalu dipenuhi oleh kami yang setiap harinya mengais rezeki di Ibukota itu.

Semoga ke depannya, fasilitas umum untuk Ibu hamil, lansia dan penyandang disabilitas terus ditingkatkan.

Dan semoga hati para warganya juga semakin terbuka untuk perduli pada sesama :)

Salam kuat dan semangat untuk seluruh Ibu super di dunia ini! :)

Allah knows we can!