Selasa, 24 Desember 2013

Bermain-main dengan hatiku

Kita semakin jauh. Dijauhkan jarak dan waktu. Sudah puluhan hari berlalu, tanpa ada satupun kabar yang kuterima dalam kotak pesanku. Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan hanyalah membaca kembali percakapan lama kita yang masih tersimpan dalam ponselku. Membacanya berulang-ulang, kadang tersenyum, adakalanya pula ujung mataku basah ketika harus membandingkannya dengan keadaan saat ini.

Dan aku semakin sadar bahwa kita telah menjauh, di saat beberapa hari lalu kuberanikan diri untuk terlebih dulu mengirimkan pesan rindu padamu. Seperti yang sudah aku duga, kau membalasnya dengan acuh, begitu berbeda dengan kamu beberapa bulan yang lalu, di saat kamu masih sibuk menunjukkan padaku betapa besarnya penyesalan yang kamu miliki karena dulu pernah menyia-nyiakan aku.

Pernah aku mampu berdiri tegak tanpa keberadaan kamu di sisiku. Ya, saat itu dikala kau sedang sibuk terbuai dalam belaian wanita lain. Disaat kau memutuskan untuk pergi karena telah jenuh dengan ketidakmandirianku. Aku berdiri sangat tegak saat itu, di saat tak satupun percaya akan kekuatanku, di saat semua mata memandangku lemah. Namun kini keadaan kembali, bahkan jauh lebih buruk. Aku benar-benar lemah dan tanpa arah.

Kini aku terjebak pada keadaan yang sama. Dimana setiap kali membuka mata menjadi begitu menyakitkan, ketika aku dapati tak ada lagi pesan selamat pagi darimu. Ketika melewati jalan-jalan menuju tempatku bekerja, seolah setiap centimeter dari sudut-sudut kota ini selalu mengingatkanku padamu. Rumah makan yang seringkali  kita singgahi, jalan-jalan yang selalu dipadati kendaraan, asap kendaraan yang seringkali  hampir menerpa wajahmu, namun selalu kutahan dengan dekapan telapak tanganku yang melindungi hidung dan mulutmu.

Momen-momen sederhana yang mungkin tak lagi berarti bagimu kini. Aku masih bertanya-tanya, mengapa kau kembali jika sekarang keadaannya harus lebih buruk seperti ini. Jauh lebih buruk bagiku. Aku berkali mencoba memulai hidup yang baru, tanpamu, namun aku hanya seperti membohongi hatiku sendiri. Nyatanya hanya kamu yang mampu membuat aku begitu bersemangat ketika menerima pesanmu, meski hanya satu kata.

Seperti siang ini, ketika akhirnya satu pesan masuk ke dalam kotak pesanku, darimu. Aku begitu bersemangat, dengan mata berbinar, hingga ujung jariku gemetar.
Namun isi pesanmu sama sekali tak memperbaiki keadaan.
Hanya ada penggalan namaku disana
Sapaan yang penuh tanda tanya

Ketika kubalas dengan puluhan pesan panjang, menanyakan kemana saja kamu selama ini, bagaimana kabarmu, dan berbagai pertanyaan bodoh lain.

Namun semua pesan panjangku hanya kau baca, tanpa ada satupun jawaban.

Dan aku harus mengulang menata hatiku lagi, terus berulang seperti itu, dan aku hanya akan terus menjadi alat permainanmu, entah sampai kapan.

Minggu, 22 Desember 2013

Berhenti Bernafas

Terkadang kita tahu bahwa kita harus berhenti pada satu titik,
Titik dimana tak ada lagi jalan terbentang di hadapan.
Pilihannya adalah berhenti atau berganti arah.

Aku masih terpaku.
Ada jalan panjang terbentang sejauh mata memandang.
Namun aku tau, aku tak lagi bisa menapaki jalan itu.
Disana rasanya dingin, tak sehangat dahulu.
Seperti berbincang pada dinding-dinding kokoh yang tak berperasaan
Seolah bercengkrama pada hembusan angin yang berlalu begitu saja
Seperti itulah kini rasanya ketika aku mengungkap segala rasaku kepadamu.

Kamu sepertinya kini telah jenuh menghadapiku
Di dalam lubuk hatimu, mungkin sesungguhnya kau ingin pergi

Selamat ya, untuk kehidupan barumu yang penuh bintang.
Aku yang semakin meredup dan tak lagi pantas bersanding di sisimu,
Semestinya memang aku lah yang tahu diri untuk segera menarik diri dari hidupmu

Membiarkanmu semakin terang dan bersinar
Tanpa takut terbebani dengan kegundahan kecilku yang seringkali tampak bodoh di matamu.

Aku belum mampu pergi dan berlalu
Kubiarkan kamu yang bergerak menjauh
Ragaku tak mampu lagi menahan kepergianmu
Tekadmu begitu bulat untuk terus maju
Kamu mungkin lupa atau sudah enggan meraih lenganku untuk dapat berjalan bersisian denganmu menuju masa depan.

Masa depan?

Pada malam ketika aku tahu bahwa kamu suka memaki dan berteriak keras sambil menepis kasar belaian lembut jemariku,
Di saat itu pula aku merasa masa depanku selesai

Gambaran buruk Ayah yang seringkali kulihat memaki Ibu seolah kini aku rasakan benar bagaimana perihnya jadi Ibu.
Ketakutanku menjadi lengkap

Tak ada lagi alasan untuk menciptakan cerita masa depan dengan lawan jenis.

Aku sudah menitipkan seluruh cinta yang kumiliki untukmu
Tak ada lagi rasa yang tersisa untuk mampu mengasihi pria lain.

Namun sikap kasarmu malam itu menjawab segalanya.

Kini, di saat setiap helaan nafasku yang senantiasa memuja namamu kau balas dengan cacian kasar, maka di saat itu pula artinya aku semestinya menghentikan helaan nafasku.

Sabtu, 21 Desember 2013

Kunci Hati

Untuk wanita yang sedang memegang kunci hatiku.

Sudah tiga hari berlalu sejak terakhir kali kutinggalkan kamu berdiri mematung di depan rumahmu setelah deru mesin motorku bergerak menjauhi kamu.
Terakhir kali aku meninggalkanmu dengan ujung mata yang basah.
Aku tau benar kamu menahan tangis yang seolah ingin meledak
Menerima berbagai makian kasar yang seharusnya tak pernah aku keluarkan untukmu.
Maafkan aku sayang, malam itu kuputuskan untuk meninggalkan kamu yang masih merajuk agar aku tetap tinggal
Namun aku bersikeras untuk pergi
Hanya untuk satu alasan,
Aku tak mampu menatapmu lebih lama lagi
Disaat wajahmu dihiasi rasa sakit yang begitu dalam
Aku memilih pergi dan berlalu
Aku yakin kamu tak menyangka mengapa malam itu aku menjadi sosok pria yang kasar dan angkuh
Sejujurnya aku pun tak tau
Aku sedang dihujani ribuan tanggung jawab dan kewajiban yang harus aku selesaikan dengan sepenuh hati.
Kamu memang hanya akan aku tempatkan di urutan ke sekian..
Namun kamu tak perlu khawatir, sayang..
Kamu masih memegang kunci hatiku
Sejauh apapun jarak dan waktu yang memisahkan kita,
Pada malam ketika aku merasa lelah setelah segala aktifitasku, hanya kamu satu-satunya nama yang kuingat sebelum mataku terpejam.
Raga kita memang tak bersisian
Namun sesuatu dalam hati kita memiliki magnet untuk selalu mampu saling menarik satu sama lain.
Cinta hanya perihal rasa
Raga tak harus selalu berjumpa
Pagi ini aku merindukanmu
Sudah tiga hari tanpa komunikasi apapun
Setelah segala amarahku malam itu, kamu masih menghadiahiku dengan belaian lembut jemarimu di pundakku sebelum aku pergi berlalu
Meski saling diam,
Namun aku yakin, hati kita tak pernah berhenti terhubung.
Jaga kunci hatiku baik-baik ya

Salam hangat dariku, 
pria yang tak pernah lelah
berenang di hatimu.

Kamis, 19 Desember 2013

Bodoh, Apatis, Tak Tahu Diri

Aku bisa menerima lelaki jenis apapun

Cuek

Playboy

Pencemburu

Bahkan peselingkuh

Tapi tidak dengan laki-laki yang berteriak di depan wajahku
Laki-laki yang memakiku dengan kata-kata kasar
Laki-laki yang mencengkram lenganku dengan segala amarah

Rasanya sudah sangat lama aku tak lagi mendengar makian itu terlontar untukku
Dan malam ini harus kuterima lagi perlakuan seperti itu, kali ini darimu.
Lelaki yang hampir seluruh hidupku telah aku berikan untukmu
Sesungguhnya aku memiliki sederet daftar alasan untuk bisa saja menghapusmu dari hidupku
Namun karena satu alasan, aku enggan melakukannya, aku tetap mencintaimu. Karena aku yakin, kamu berbeda.
Dibalik segala rasa perih yang senantiasa kamu hadiahkan kepadaku, setidaknya (dulu) di mataku kamu jauh lebih baik, karena tak pernah sekalipun kamu memaki dan mengasariku secara fisik.

Meski mungkin ditinggalkan untuk wanita lain yang lebih bisa membuatmu nyaman, sesungguhnya jauh lebih mampu menyakiti batinku.

Malam ini semuanya seolah lengkap.
Aku ingin sekali berteriak dan menangis, mendapati kini kamu bukan lagi kamu yang kukenal.
Makian dan teriakan itu meluncur begitu saja dari bibir indahmu.
Aku mengerjap tak percaya.
Meyakini hatiku bahwa laki-laki yang ada dihadapanku saat itu benar kamu.

Aku ketakutan
Semua trauma buruk masa lalu seakan terhambur keluar dari kotaknya.

Aku pun berada pada titik dimana aku tak lagi yakin aku layak untuk siapapun

Karena dengan siapapun aku, pada akhirnya aku hanya akan jadi tempat pelampiasan caci maki dan teriakan kasar.

Dengan tubuh lemah, aku menyeret langkah.
Aku harus pulang dan menutup diriku lagi

Kali ini mungkin tak terkecuali untuk siapapun

Aku habis terkoyak-koyak rasa perih

Malam ini, aku akan tidur berselimut memori buruk itu
Aku memaki diriku sendiri sepanjang malam, hingga aku terlelap
Dan bangun esok pagi masih dengan doktrin yang sama
Bahwa di matamu aku hanya si bodoh yang apatis dan tak tahu diri

Bodoh.

Senin, 25 November 2013

New Phase



Kindergarten
Elementary
Junior
Senior
Undergraduate
Work.

Yap, i'm on that phase right now
Actually wanna continue my study to Post Graduate Program
but, umm... it's about financial
Ok, skip

by the way,
I want to share about this new phase
Work
New environment,
New responsibilities,
New colleagues (Yes, i called it colleagues, not friends)
New rules

Almost one month here,
and my conclusion is.....
my English is so BAD! errr~
Yes, I'm working in multinational company where every employees using English in their daily conversation.
The percentage of using English is about 70 : 30 for the Indonesian employees, and of course 100% English for the foreign employees.
How bout me? emmmm~
This phase made me realize that my English is really really bad :(

But on the other way,
this phase also force me to improve my English so much better than before

Minimally 6 months here, i hope there will be a good alteration in my daily conversation
I also took a new class of English every Saturday haha
It will be started on early January 2014
I hope later I can chit chat freely with that foreigner hihihi

Enjoy this new phase
although this is really new world for me, but I believe I will learn so many new experiences from here

to be honest, this is one of the hardest phase that I have to pass
but it's Okay :)
Mom's pray always strengthen me through this way o:)

There will be a brighter way after this
it's just about process
So, enjoy the process :)

Senin, 25 Maret 2013

dua puluh tiga


Hampir sampai
Hampir sampai di angka yang entah mengapa sejak dulu nampak begitu spesial untuk saya
Tapi rasanya belum siap
Dan merasa menjadi sangat kecil

Di hampir menyentuh angka dua puluh tiga ini, saya masih tercatat sebagai mahasiswa di universitas negeri satu-satunya di Jakarta. Sedih. Hanya itu yang bisa saya katakan. Begitu banyak mimpi yang harusnya sudah bisa saya capai di angka ini. Tapi belum satu pun yang bisa saya wujudkan.

Mengapa masih disini?
Saya kembali berkaca.
Ini adalah tahun kelima saya menjalani kehidupan di kampus hijau itu
Tahun pertama masih saya bisa nikmati dengan 'seneng-senengnya' anak SMA yang baru jadi anak kuliahan.
Tahun kedua mulai berkurang, kemudian tahun ketiga saya baru menyadari bahwa saya tak semestinya ada disana...
Menyedihkan memang... ingin mundur namun tak mungkin.
Akhirnya saya maju dengan langkah terseok-seok
Berat.

Ada sedikit udara yang masih membuat saya mampu bernafas di kampus hijau itu, SIGMA
Apapun yang saya lakukan disana, saya lakukan dengan hati saya
Sedih rasanya saat ini saya tidak bisa lagi sepenuhnya ada disana
Tapi memang begini lah jalan yang harus saya ambil
Demi sebuah gelar dan selembar kertas...

Miris
Saya memperjuangkan selembar kertas itu, tanpa pernah benar-benar ingin berada di dalamnya

Ini tahun kedua skripsi saya
Saya harus diwisuda September ini, sudah mundur 6 bulan dari rencana awal
Tak pernah mengira harus selama ini berada di tempat itu

Saya harus melanjutkan ini semua.. meski tanpa hati
Ma, Pa, maaf tak bisa mempersembahkan yang terbaik untuk kalian...
Aku belum mampu
Mungkin belum saat ini
dan tidak di tempat ini

Untuk angka keramat itu..
Tahun ini benar-benar tahun yang berat, penuh perjuangan untuk mengakhiri ini semua
Saya sudah menyelesaikan tanggung jawab saya di SIGMA tahun kemarin
Dan tahun ini sepenuhnya saya dedikasikan untuk meraih gelar dan selembar kertas itu
Demi Mama dan Papa

Semoga selepas dari tempat ini, saya benar-benar bisa menemukan siapa diri saya
Saya yang mampu berdiri sendiri
Menentukan jalan saya sendiri
Melakukan segalanya dengan hati
Tanpa paksaan siapapun
Dan saya harus bisa sukses di bidang saya yang nanti saya pilih itu

Saya masih berhutang pada kedua orang tua saya

Di tahun ke dua puluh tiga ini, semoga akan tercipta segaris senyum kebanggan mereka pada saya,
akan hasil yang saya capai kelak
Apapun itu, kendati saya tidak bisa maksimal di tempat ini, untuk gelar ini, ke depannya saya tak akan lagi seenaknya memilih jalan masa depan saya.
Saya belajar banyak dari tahun-tahun yang panjang ini

Saya hanya butuh diizinkan keluar dari sangkar ini
Agar bisa menjadi saya yang benar-benar saya

Saya yang kelak menjadi alasan untuk kebahagiaan kedua orang tua saya

Aamiin

Jumat, 15 Maret 2013

Cerita sebuah gelas

Ada cerita yang belum sempat dimulai
Ada pula kisah yang tak pernah bisa usai
Ada janji-janji yang terucap
Ada hati yang berharap
Ada cinta yang disiakan
Kemudian...
Ada memori yang meronta untuk kembali

Semestinya segalanya tak perlu serumit ini
Kala hati terombang-ambing dalam emosi jiwa yang tak tenang
Bergerak naik turun tak beraturan
Tergambar jelas janji-janji yang takkan mampu kau lupakan
Janji-janji yang mulai pudar termakan usia

Rasanya tak pernah serumit ini untuk memahamimu
Kau adalah gelas bening yang berisi air yang jernih
Siapapun akan mudah membacamu
Tak ubahnya dengan siapapun juga akan dengan sangat mudah menyakitimu
Kau biarkan mereka menjamahimu dari berbagai sisi
Meminum airmu hingga habis, kemudian melenggang pergi

Namun disana, ada mata air yang senantiasa setia mengisimu kembali
Menjadi penuh dan utuh
Kali ini kau butuh kain untuk menyelimuti permukaanmu
Agar mereka tidak lagi dengan mudah membacamu, kemudian menghabiskan airmu sesuka mereka

Tak perlu terlalu rapat
Namun rasanya kau memang perlu menjaga jarak
Agar tak lagi sesakit itu
Kering~ sendiri~

Karena bukan hal yang mudah menunggu mata air itu mampu memenuhimu kembali

Tak perlu terlalu rapat
Namun kau memang perlu menjaga jarak...



posted from Bloggeroid

Senin, 04 Maret 2013

Luluh!



Haruskah aku pergi?
Salahkah bila ku di sini tak peduli keadaannya?

Katakan berapa dalam kau ingin aku masuk di kehidupanmu
Katakan berapa jauh kau ingin aku ada di hari-harimu
Bagaimana pantasnya? Bagaimana?

Haruskah aku pergi?
Salahkah bila ku di sini tak peduli keadaannya?
Setiap kau tersenyum...
Membuatku melupakan dunia nyata, tetap di sini

Tak pernah semudah itu aku mengerti apa yang kita jalani
Meski akhirnya semudah itu hatiku luluh kembali ke pelukanmu
Bagaimana pantasnya? Bagaimana?

Haruskah aku pergi?
Salahkah bila ku di sini tak peduli keadaannya?
Setiap kau tersenyum...
Membuatku melupakan dunia nyata, tetap di sini

Apalah yang diharapkan, bila tak ada tujuan
Mungkin hanya kesenangan, yang membuat kita terus bertahan

Haruskah aku pergi?
Salahkah bila ku di sini tak peduli keadaannya?
Setiap kau tersenyum...
Membuatku melupakan dunia nyata, tetap di sini



Tak pernah semudah itu aku mengerti apa yang kita jalani
Meski akhirnya semudah itu hatiku luluh kembali ke pelukanmu ♥



Luluh - Maliq & D'Essentials

Sabtu, 02 Maret 2013

Sepenggal Cerita R.302 #2

Hidup memang benar-benar berawal dari sini
Gw jadi ngerasa lebih berarti setelah punya kegiatan positif di SIGMA
Hidup gw jadi ngga hanya kuliah-pulang, kuliah-pulang aja

ID Card dan baju PDH (Pakaian Dinas Harian) yang gw terima sebagai simbol diterimanya gw menjadi anggota baru SIGMA menjadi kebanggan tersendiri buat gw. Seneng akhirnya bisa jadi bagian resmi dari SIGMA



Meskipun awalnya gw ngga tau mau ngapain setelah dinobatkan resmi sebagai Anggota SIGMA
Yang bisa gw lakuin hanyalah dateng tiap kali dijarkom untuk rapat dll.
Gw selalu hadir di saat acara-acara penting, mulai dari raker hingga upgrading, ngga pernah ada yang ketinggalan. 



Ohiya, kala itu gw dimasukkan dalam staff divisi PSDM. Gw seneng karena ngerasa bisa menerapkan ilmu perkuliahan gw di organisasi itu. Gw punya rencana untuk membuat kurikulum dan modul untuk SIGMA, tapi sayang yang kesampaian hanya modul, kurikulumnya ngga kepegang.

Kinerja gw sempat terhenti setelah UpGrading, itu dikarenakan gw harus PPL (Praktek Kerja). Selama PPL gw jadi jarang dateng rapat-rapat buat acara, tapi gw masih ikutan dateng pas hari H acara, dan rasanya ternyata ngga enak dateng hanya sebagai tamu, ngga ngikutin proses persiapan dari awalnya. Acara yang lumayan besar waktu itu adalah workshop CAB yang diadakan bekerjasama dengan Kemenpora. 


Setelah PPL selama 3 bulan, tadinya gw mau dijadikan ketua OAB tahun 2011, tapi karena beberapa pertimbangan akhirnya Ka Derry (Ketua SIGMA 2011-2012) menetapkan Erman sebagai ketua OAB dan gw dipersilahkan mewujudkan keinginan gw untuk pergi ke Pare, Kediri untuk belajar Bahasa Inggris. Total gw menghilang dari hiruk pikuk kesibukan di SIGMA kurang lebih selama 6 bulan. Tanggung jawab gw untuk menyelesaikan modul akhirnya dilanjutkan oleh Suko - teman satu divisi gw. Gw berhasil membuat modul Film dan Kamera, dan modul editing diselesaikan oleh Suko.

Selama 2 bulan gw tinggal di Pare, sms jarkoman tentang rapat dan undangan acara ngga pernah terlewat masuk ke inbox gw. Seneng rasanya mereka masih inget gw :")
Hari terakhir gw di Pare, ada sms masuk dari Ka Dery. Kali ini bukan tentang jarkoman rapat atau undangan acara, tapi Ka Dery menanyakan kabar gw, dan kerennya lagi, ka Dery tau kalo gw akan pulang ke Jakarta esok hari, hihi. Memang selama fisik gw ngga ada di SIGMA, tapi hati gw rasanya masih nyangkut aja gitu di SIGMA :D
Jadi ketika Ka Dery menanyakan kabar gw itu, gw semakin yakin kalau gw memang sudah saatnya kembali ke SIGMA untuk melanjutkan tanggung jawab gw disana.

Setibanya di Jakarta, pertama kalinya menginjakkan kaki di sekre, rasanya sempet canggung karena sudah ada anggota baru angkatan XIII yang sama sekali ngga gw kenal, karena gw sama sekali ngga ngikutin rangkaian PCAB saat itu. Tapi hari itu juga gw coba membaur kembali, waktu itu masih inget banget gw dikasih tugas sama Ka Ncek buat bikin desain Banner untuk acara ulang tahun SIGMA. Dengan senang hati, gw pun membuatnya.


Sekembalinya gw dari Pare, gw seperti ngga ingin melewatkan satu momen pun bersama SIGMA, basically gw ngerasa berdosa karen udah ninggalin tanggung jawab selama enam bulan. Mungkin bagi orang lain, tanggung jawab di organisasi itu ngga terlalu penting, tapi gw mencoba profesional untuk berlatih kalau gw udah dikasih tanggung jawab sebenarnya di dunia pekerjaan nanti.

Inget banget betapa bencinya gw sama Gedung G dulu.. dulu banget jauh sebelum gw mengenal SIGMA. Gw ngga habis fikir sama orang-orang yang menghabiskan waktunya hampir 24 jam disana.. gedungnya jelek, kamar mandinya apalagi :|
Tapi ternyata kini gw adalah salah satu dari mereka, yang menghabiskan waktu di Gedung yang jelek itu, tapi entah kenapa rasanya seneng-seneng aja tidur di sekre tanpa alas tidur yang layak, sempit-sempitan, banyak nyamuk. Pertama kalinya gw nginep di sekre adalah seusai MAT tahun 2012 di masa lengsernya ka Dery berganti ke ketua baru yaitu ka Nana. 

Ya, tanggung jawab kepengurusan gw selesai di masa kepemimpinan ka Derry.. gw mengakhirinya dengan datang pas MAT, ngebacain LPJ yang harusnya jadi tanggung jawab kadiv gw (Ka Hendy) yang entah kemana menghilang di hari MAT itu...
Saat itu, gw ngga pernah berfikir apa yang akan gw lakukan tahun depan di SIGMA, karena saat itu gw sudah mulai mau mengajukan judul skripsi, jadi mungkin gw ngga akan bisa fokus lagi di SIGMA

Lagi-lagi dugaan gw salah, inget ngga betapa dari awalnya gw ngga yakin kalau gw bakal serius di SIGMA? Tapi buktinya sampai tahun kedua itu gw masih bertahan. Gw sudah berhasil mengatasi kekhawatiran orang tua gw yang sebelumnya ngga pernah mengizinkan gw pulang malem, sampe akhirnya gw diizinin aja gitu nginep di SIGMA. Ya, itu semua karena gw berhasil membuktikan kalau yang gw lakuin di SIGMA adalah kegiatan yang positif.

Tahun kedua kepengurusan gw pun dimulai ketika sms masuk dari Ka Nana yang menanyakan kesediaan gw untuk menjadi kadiv PSDM.. sempat berfikir beberapa kali, mempertimbangkan antara kuliah gw yang sudah masuk tahun terakhir, dan 'tantangan' untuk menjadi kadiv ini. Akhirnya gw memutuskan untuk mengiyakan permintaan ka Nana untuk menjadi Kadiv PSDM 2012-2013...

bersama team PSDM (ocha dan ka sandy)

Jumat, 01 Maret 2013

Sepenggal Cerita R.302


Hidup berawal dari sini,
dari tempat yang sejak awal memang sudah menarik minat gw.

Awalnya tahun 2008 saat gw masih jadi mahasiswa baru.
Saat itu ada parade 'promosi' organisasi mahasiswa di hari pembukaan MPA (Masa Pengenalan Akademik)
Banyak organisasi mahasiswa yang menunjukkan aksi mereka di depan, tapi ada satu organisasi yang menarik minat gw dan bikin gw jadi serius banget memperhatikan aksi mereka.

SIGMA TV namanya.. sekilas orang akan nyangka kalau ini adalah TV kampus, tapi satu hal yang menarik minat gue bukan karena embel-embel nama TV nya. Tapi disana mereka ngejelasin kalau "lo bisa bikin film karya lo sendiri, dari ide yang lo buat. Lo bisa jadi penulis skenario, bla bla bla"
Kalimat selanjutnya ngga begitu gw perhatiin. Kata-kata 'penulis skenario' itu udah sangat menarik buat gw. Selama ini gw suka nulis cerpen dan novel yang kebanyakan isinya tentang curhatan kehidupan gw sehari-hari, tapi seketika langsung berfikir "keren kali ya kalo cerita yang gw tulis bisa jadi gambar nyata dalam sebuah film" ...

MPA terus berlangsung dan gw pun resmi menjadi mahasiswa UNJ. Satu semester, dua semester terlewati, tapi ternyata gw hanya menjadi mahasiswa yang kuliah-pulang, kuliah-pulang. Awalnya karena emang orang tua ngga suka gw pulang malem, dan saat itu pacar gw pun bawel banget selalu mantau gw mau pulang jam berapa :D

Dunia perkuliahan terus berlanjut sampai gw tiba di semester 4. Gw kian ngerasa kalau jurusan yang gw tekunin sekarang itu 'ngga gue banget' Rasanya pengen pindah jurusan, tapi ngga tau gimana caranya bilang ke orang tua. Sayang juga sama umur.. Akhirnya di awal semester 5, tepatnya tahun 2010 sekitar bulan Oktober, gw memutuskan untuk ikut daftar di SIGMA TV, tentunya setelah pertimbangan yang sangat panjang. Gw ngga yakin bisa full di SIGMA karena faktor pertama yaitu orang tua yang ngga suka gw pulang malem, tapi untungnya tahun 2010 itu udah putus sama pacar yang bawel itu sih hehe..

Akhirnya, gw tepis semua rasa ragu, malu, takut, dll.. Gw beraniin diri untuk daftar SIGMA. Masih inget banget sampai sekarang, waktu ngembaliin formulir dan kemudian ikutan wawancara, saat itu gw lagi radang tenggorokan dan ngga ada suaranya sama sekali, alhasil gw wawancara dengan hanya mangap-mangap ngga jelas.. beruntung Ka Johnstar waktu itu ngerti bahasa gw :D

Syarat awal masuk SIGMA saat itu adalah lo harus buat sinopsis ide cerita hasil karya lo sendiri. Ide cerita yang kepilih bakal diproduksi sama kita sendiri secara berkelompok. Saat itu Calon Anggota Baru (CAB) yang daftar dibagi 4 kelompok. Gw kelompok 4 bersama wening, lisa, gina, juwita, nany, romi, siapa lagi entah gue lupa :D
Daaan yang paling bikin gw seneng adalah ide cerita gw kepilih!! ya, dari sekian banyak ide cerita yang masuk, gw adalah satu dari empat ide cerita yang terpilih. Judul ide cerita gue yaitu "Piagam Kakek"
Tapi sedikit kecewa juga karena ternyata kelompok gw ngga kebagian ide cerita itu.. akhirnya ide cerita gw diproduksi sama temen-temen dari kelompok 1. 

Gw dapet ide cerita dengan judul "Aku Sayang Padamu"
inget banget setelah selesai workshop, kelompok 4 gabung sama mentor-mentor yang saat itu adalah ka eva, aay, ka sandy. Saat itu kami ditanya mau jadi apa di produksi film nanti. Kontan gw tunjuk tangan pas ditanya "Siapa yang mau jadi penulis skenario?"
Ada beberapa orang yang tunjuk tangan, dan sebagai orang yang umurnya 2 tahun di atas temen-temen seangkatan gw haha, gw memilih untuk ngalah.. tapi masih bingung mau jadi apa, akhirnya gw pun memutuskan untuk jadi produser.
Proses pra produksi pun berjalan, dan selama proses pra produksi ternyata temen-temen satu kelompok gw mulai menghilang satu demi satu. Yang masih semangat adalah tinggal gw dan Wening. Gw sebagai produser dan Wening sebagai kameraman. Segala sesuatu mulai dari pembuatan storyboard, breakdown, dll kami kerjakan berdua. Singkat cerita, temen-temen sekelompok gw cuma dateng pas hari H produksi doang, selebihnya pasca produksi akhirnya gw lah yang jadi editor di film itu. Tujuannya cuma satu sih, gw ngga mau film gw ngga selesai dan bikin gw ngga jadi ikut SIGMA.



Selama masa-masa Orientasi Anggota Baru (OAB) itu pun gw banyak belajar, banyak mengenal watak orang-orang di sekitar gw dan jadi tau gimana caranya menghadapi karakter orang dengan watak yang berbeda-beda.

Hari OAB pun tiba...



OAB saat itu kami kenal sebagai proses 3 hari menginap di puncak untuk mengetes kemampuan sinematografi kami (tes kamera dan editing) serta untuk mengadakan sidang film dari film yang sudah kami produksi per kelompok. Seneng karena pas sidang film, senior bilang editing film gw rapih potongan-potongannya :D
Dan seneng juga pas dibilang film "Piagam Kakek" ide ceritanya bagus :')
Dari 18 CAB yang mengikuti OAB saat itu, hanya sekitar kalo ngga salah 8 orang yang dinyatakan lulus, dan gw salah satu diantaranya. Sisanya lulus bersyarat. Syaratnya harus produksi film ulang lagi dengan ide yang lebih bagus.
Setelah selesai pengumuman lulus atau ngga sebagai Anggota SIGMA, kemudian pengumuman film terbaik diumumkan. Dan coba tebak mana yang jadi film terbaik??? Ya, film terbaiknya adalah "Piagam Kakek", dan Editing terbaik ada di film "Aku Sayang Padamu"
Waaaaa~ seneng banget deh rasanya hari itu :)

Hari itu berakhir dengan foto bareng walaupun dengan aroma yang "waw" banget akibat kami ngga mandi, ngga sikat gigi selama 2 hari, ditambah lagi hari terakhir itu ada outbond dimana melibatkan telor mentah, dan terasi di dalamnya (Nah, silahkan bayangkan sendiri gimana baunya..hihi)



Dan sejak hari itu, cerita gw sebagai anggota SIGMA TV pun dimulai :)




Jumat, 22 Februari 2013

Belajar Bahasa Jerman untuk Pemula



Hello...
It's been a long time that i'm not post anything on this blog. In this chance, i want to share to you about learning German. Well, since i'm also a beginner in learning German, so i just want to share about basic German. Hope it will useful for you, Enjoy! :)


Belajar Bahasa Jerman untuk Pemula (Deutsch Sprachenlernen für Anfänger)

Pada dasarnya cara membaca huruf dalam Bahasa Jerman apa adanya, seperti apa yang tertulis. Hanya sedikit yang berbeda, yaitu:



  • ie dibaca i, seperti kata wie (wi)
  • ei dibaca ai, seperti kata hei
  • βe (haisse)
  • ch dibaca kh, seperti pada kata machen (makhen)
  • eu & äu dibaca oi, seperti pada kata Deutsch (doitsch)
  • z dibaca ts, seperti pada kata zehn (tsehn)
  • sch dibaca sy, seperti pada kata Schüler (syuler).
  • β : namanya es zet, dibaca seperti dobel s
  • ö : namanya o umlaut, dibaca o dengan posisi bibir agak maju
  • ü : namanya u umlaut, dibaca u dengan posisi bibir agak maju.
  • ä : namanya a umlaut, dibaca e seperti pada kata “epilepsy”, atau a pada kata “angel” (Bahasa Inggris: malaikat)

Ada beberapa huruf dalam bahasa Jerman yang tidak ada dalam Bahasa Indonesia:

Dalam bahasa Jerman sama dengan bahasa Indonesia, huruf A-Z pelafalan yang diucapkan A(di baca a), B (di baca b ) , C(c)….dst ,
Namun ada beberapa huruf yang berbeda yaitu :
·         J (di baca yot )
·         P ( di baca phe)
·         S ( di baca z )
·         Q ( dibaca ki )
·         V ( di baca faw )
·         W (di baca vai ) à untuk huruf W cara pengucapan (mulut bibir) pada posisi W, tapi konsonan yng di ucapkan huruf V
·         X (ks)
·         Y (di baca ypsilo )
·         Z (di baca ts)

Contoh:
J –>Ja (di baca ya) = ya,
P–> Park (di baca park ) =taman
S –> Sieben ( di baca ziiben ) = tujuh
Q–> Qualität (di baca kwalitet ) = mutu
V–> Vor (di baca for )sebelum ,di depan
W–> Was( di baca vas) = apa,
X–> Taxi (taksi ) = taksi,
Z–> Zu (tsu )= ke


Source: