Minggu, 03 Desember 2017

Program Hamil (Ikhtiar & Doa)

Bismillahirrohmanirrohim.
Tulisan ini Saya buat sebagai catatan dan motivasi untuk teman-teman yang sedang berjuang untuk memiliki buah hati.
Saya berharap kisah saya bisa menjadi semangat untuk teman-teman. Dan semoga semua calon Ibu yang sedang berikhtiar dan menunggu akan disegerakan oleh Allah untuk merasakan kehamilan dan keindahan menjadi seorang Ibu. Aamiin.

Saya menikah di tahun 2015 tepatnya bulan Oktober.
Dulu sekali, saya berfikir bahwa kehamilan itu adalah hak manusia. Dimana setiap pasangan yang menikah pasti akan hamil. Saya melihat orangtua dan kakak2 saya yang hampir semuanya hamil dengan segera setelah mereka menikah. Jedanya hanya 1-2 bulan setelah menikah, mereka langsung positif hamil.
Tapi ternyata saya salah. Pengalaman telah mengajarkan saya bahwa kehamilan adalah mutlak hak Allah. Ini artinya tidak ada yang bisa mengganggu gugat selain Allah. Bahwa kehamilan dan kelahiran seorang anak adalah murni takdir Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha, hasil akhirnya sungguh2 hanya Allah yang bisa menentukan.

Saya adalah perempuan dengan siklus haid yang Alhamdulillah teratur. Namun di awal2 pernikahan, saya yang masih sangat menggebu2 untuk hamil, membeli beberapa test pack untuk melakukan pengecekan kehamilan bahkan jauh sebelum saya terlambat menstruasi. Karena ada salah satu merk test pack yang menyatakan bisa mendeteksi kehamilan segera setelah kita melakukan hubungan suami istri.

1 bulan, 2 bulan, 3 bulan berlalu dan setiap bulan itu yang saya temukan hanyalah 1 garis merah di atas test pack. Sedih dan kecewa seringkali menghinggapi saya setiap kali saya sudah terlambat haid 2 hari namun kemudian di hari ke 3 si menstruasi pun datang.

Kesedihan tidak berhenti sampai disitu. Karena sebagai orang indonesia, sebagai mahluk sosial dimana kita seringkali menghadiri acara keluarga seperti arisan dll, seringkali acara tersebut menjadi ajang dimana pertanyaan menakutkan itu keluar dari mulut saudara2 kita. "Gimana? Sudah isi belum?" Sebenarnya mungkin pertanyaan itu adalah suatu bentuk perhatian dari mereka, namun bayangkan bagaimana perasaan pasangan yang ditanya2 seperti itu apalagi jika pertanyaannya sudah lebih mendetail seperti "Kok belum isi sih? Emang kalian nunda ya?" "Kapan dong isinya? Kan udah sekian bulan/tahun nikahnya"
Ketika ditanya seperti itu yang bisa saya lakukan hanya senyum sambil berkata "Minta doanya aja"
Tapi ya lama2 senyum saya akan terlihat semakin 'asem' dan ujung2nya jadi malas untuk datang ke acara2 keluarga.

Tidak terasa sudah genap setahun pernikahan kami berjalan, dan masih belum ada tanda2 saya hamil. Saya dan suami akhirnya sepakat untuk melakukan konsultasi ke dokter kandungan.
Kala itu sekitar bulan november 2016 kami memilih rumah sakit Bunda Margonda untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan. Pilihan saya jatuh ke RS Bunda karena selain letaknya yang dekat dengan rumah, RS Bunda memiliki banyak dokter wanita yang terkenal sudah berhasil dalam membantu pasangan yang melakukan program hamil. Selain itu, RS Bunda juga memiliki klinik Morula IVF. Ya, saya sudah berfikir sejauh itu. Insya Allah saya mau berikhtiar semaksimal mungkin untuk segera mendapatkan keturunan.

Singkat cerita, saat tiba giliran saya dipanggil oleh dokter (saat itu saya berkonsultasi dengan dr. Tyas) saya ditanya2 beberapa hal seperti siklus haid, nyeri yang dirasakan saat haid, lama pernikahan, dll. Dokter Tyas melakukan USG transvaginal untuk melihat kualitas sel telur saya dan apakah saya menidap PCO atau tidak. Setelah dilihat saat itu ada 2 sel telur dalam rahim saya yang sudah siap dibuahi namun ukurannya masih sangat kecil di bawah rata2 ukuran nornal. dr. Tyas mengatakan ini bisa jadi karena saat ini belum masa subur saya sehingga sel telur belum siap untuk dibuahi. Namun yang bisa dipastikan adalah Alhamdulillah saya tidak mengidap PCO.

Setelah membaca hasil USG tersebut, kemudian sayapun dirujuk untuk melakukan HSG. Saat dr. Tyas mengatakan hal itu, satu hal yang ada di fikiran saya adalah 'takut'. Ya, saya sudah sering membaca di beberapa blog ibu2 yang sedang melakukan promil bahwa tes HSG itu rasanya sakiit sekali sampai membuat susah berjalan dll.
Di tulisan ini saya tidak akan menjelaskan terlalu detail mengenai HSG. Namun saya hanya ingin menekankan bahwa tes HSG tidak semenakutkan itu, tidak sesakit yang kalian bayangkan. Jika Anda dirujuk melakukan tes tersebut, jalani saja.
Saya cuma bisa bilang bahwa Allah menciptakan wanita itu sebagai mahluk yang sangat kuat. Jadi kalau cuma tes HSG saja maah keciiillll (hehehehe)
Dalam tes HSG itu dokter hanya akan menyuntikkan cairan ke dalam rahim kita untuk kemudian difoto untuk mengetahui apakah ada penyumbatan atau tidak di saluran tuba fallopi dan bagaimana kondisi rahim kita apakah sehat atau ada gangguan kesehatan tertentu.

Dari hasil tes HSG itulah kemudian saya mengetahui bahwa saya memiliki struktur rahim yang terbalik atau istilah medisnya retrofleksi. Saya sangat sedih kala itu karena berfikir bahwa itulah penyebab sulitnya kami mendapat keturunan. Namun setelah saya konfirmasi ke dokter, beliau mengatakan bahwa rahim terbalik hanyalah variasi bentuk saja. Sama seperti bentuk daun telinga, ada yang caplang ada yang tidak. Bentuk cuping hidung ada yang mancung ada yang pesek, namun diantara perbedaan bentuk tersebut tidak mengganggu fungsi utama dari organ tersebut. Sayapun sedikit lega mendengarnya.

Tapi kecemasan saya tidak berhenti sampai disitu karena setelah saya googling, memang ada pengalamn beberapa wanita dengan rahim terbalik lebih sulit memiliki keturunan dan kalaupun hamil mereka akan sulit untuk melahirkan pervaginam.

Sekali lagi saya ingin tulisan ini sebagai motivasi untuk para calon Ibu. Bahwa selama promil, buang saja jauh2 semua fikiran dan cerita2 buruk apapun yang pernah kalian dengar. Bacalah buku2 dan referensi yang memberikan tulisan yang positif. Satu hal yang harus selalu diingat adalah kehamilan itu adalah mutlak hak Allah, sehingga mintalah pada-Nya dan percaya bahwa Ia akan memberi di saat yang paling tepat menurut-Nya. Ya, hanya Dia yang tahu kapan waktu yang paling tepat. Dia akan memberikan anugerah itu di saat yang kita sudah siap secara lahir dan batin.
Jadi teruslah berikhtiar dan jangan pernah putus berdoa. Percaya bahwa Allah yang Maha menciptakan.

Setelah tes HSG tersebut, seharusnya masih ada rangkaian tes lain yang saya lakukan diantaranya tes hormon dan suami juga perlu melakukan tes sperma tapi karena terbentur dengan jadwal pekerjaan kala itu, kami urung melakukan tes2 tersebut. Hingga akhirnya yang berhasil menghantarkan kami diberikan kepercayaan oleh Allah untuk memiliki keturunan adalah murni kekuatan doa. Saya ingat betul di beberapa bulan terakhir sebelum saya akhirnya dinyatakan positif hamil, di setiap sujud dalam shalat saya selalu berdoa Do'a Nabi Zakariya dalam Q.S. Al-Anbiya ayat 89 yang artinya :

"Ya Allah, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik."

Setelah melakukan tes HSG tersebut saya benar2 memasrahkan semuanya pada Allah dan tidak pernah putus untuk mengulang2 doa Nabi Zakariya tersebut hingga akhirnya Alhamdulillahirobbil'alamiin. Saya pun dinyatakan positif hamil pada bulan maret 2017 ๐Ÿ˜‡

Allah Maha Besar dengan segala rahasia-Nya.

Jadi kalau ditanya program hamil apa saja yang sudah saya lakukan selain ikhtiar medis yang sudah saya ceritakan di atas? Saya bisa rangkum sebagai berikut :

1. Terapi jeruk nipis

2. Minum madu penyubur

3. Menggunakan manjakani khanza

4. Makan kurma muda

5. Minum folavit dan vitamin E

6. Makan makanan sehat

7. Berbahagialah! ๐Ÿ˜Š 


Percaya deh! Nikmatin waktu bersama suami karena ketika Allah beri kesempatan jeda waktu setelah menikah sampai akhirnya sang Ibu dinyatakan hamil, masa itulah dimana Allah menanugerahkan kepada pasangan suami istri tersebut untuk saling mengenal dan memahami lebih dalam sehingga kelak ketika memiliki anak, kalian sudah benar2 siap insya Allah lahir dan batin ๐Ÿ˜Š

Ingat untuk selalu berfikir positif pada Allah ya ๐Ÿ˜‡sebagaimana firman-Nya Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” 

Sabtu, 25 November 2017

Cerita Lahiran Anak Pertama

Sudah lama sekali tidak menulis di blog ini :)

Kali ini saya mau sharing tentang cerita kelahiran putra pertama kami, Khawarizmi Jantaamir Tafiandi yang lahir pada hari Senin, 13 November 2017 Pukul 05.48 Pagi. Berat badannya 3,3 kg dan tingginya 50,5 cm.

Kelahiran anak kami ini merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu, karena selain kami harus menunggu kurang lebih 2 tahun sejak pernikahan kami di tahun 2015, si bayi sholeh ini juga cukup betah di dalam rahimku. Dia lahir di usia kandungan 40 minggu lebih 1 hari :)

Saya sudah mulai cuti di usia kandungan 39 Minggu. Tadinya mau dipasin 40 minggu tapi khawatir bakal nyusahin temen2 kantor kalo tiba2 saya mules di kantor yang di daerah Tebet dan harus nemenin saya yang memang berencana lahiran di Citayem :D

Semua orang bertanya, "Ngapain sih lahiran aja jauh2 ke Citayem?" Pertanyaan itu diutarakan oleh hampir semua orang termasuk orang tua kami sendiri. Saya cuma menjawab "Karena aku nyaman disana. Bidannya baik :)"

Pertama kali saya mengetahui Bidan kesayanganku (dan kesayangan semua ibu2 hamil :D) ini adalah dari salah seorang teman kerjaku yang sudah lebih dulu melahirkan disana. Bahkan dia memberitahu perihal bidan ini dari semenjak aku belum hamil :D

Alhamdulillah mungkin itu salah satu bentuk doa darinya. Jadilah saat pertama kali saya terlambat haid dan mencoba untuk melakukan uji kehamilan menggunakan test pack, orang pertama yang saya hubungi adalah Bidan Erie. Nama lengkapnya Erie Tiawaningrum atau lebih dikenal dengan Erie Marjoko (ig: eriemarjoko).
Kala itu, saya menghubungi beliau via whatsapp untuk meyakinkan perihal kehamilan saya dan yang membuat saya langsung jatuh hati pada beliau adalah beliau menjawab wa saya langsung dengan kalimat yang penuh kasih dan perhatian padahal jelas2 beliau belum kenal dengan saya dan saya belum jadi pasiennya saat itu.

Cerita tentang proses kehamilan ini akan saya tulis terpisah supaya lebih puas ceritanya :)

Kembali ke #ceritalahiran saya, saya menunggu mulai hari senin-kamis, tidak ada sama sekali tanda2 saya akan melahirkan. Setiap hari di sujud dalam shalat saya berdoa pada Allah untuk membantu memberikan kekuatan dan kelancaran dalam proses persalinan saya kelak. Saya berdoa semoga Allah menganugerahkan kepada saya kelahiran yang nyaman, aman dan keselamatan bagi saya dan bayi saya.
Saya sudah mulai melakukan induksi alami yang disarankan Bude Erie. Banyakin yoga dan jalan pagi, makan Kambing, makan nanas, berhubungan dengan suami, pijat endorphin & oxytocin. Ternyata induksi alami itu enak yah <3

Singkat cerita, Jumat 10 Nov 2017.
Jam 12 malam saya mulai merasa sedikit mules seperti mau menstruasi. Jam 2 pagi ke toilet mau pipis dan ternyata sudah flek. Langsung senyum dan bersyukur sama Allah. Berfikir bahwa inilah hari besar yang ditunggu2.
Jam 10 pagi berangkat ke bidan karena flek tambah banyak walau belum mules.
Sampe klinik ditunggu kontraksinya masih jarang. Kadang 15 menit kadang 30 menit kadang hilang, pas dicek sama mba simsim (salah satu tim bidan Bude Erie) baru bukaan 'seujung' 😁 jadilah disuruh pulang lagi. Saya pun mengajak suami untuk jalan2 ke Mall 😁

Sabtu, 11 Nov 2017
Pagi sampai sore ngga ada kontraksi sama sekali. Baru mulai sekitar habis maghrib, sudah mulai 15 menit sekali. Sempet kefikiran buat ke klinik malam itu juga tapi suami dan mba sim2 bilang kalau masih bisa istirahat di rumah, istirahat aja dulu. Akhirnya malam itu Alhamdulillah masih bisa tidur di rumah walau harus bangun 15 menit sekali.

Minggu, 12 Nov 2017
Hari ini tepat HPL adik bayi dan memang jadwal yoga. Mulai yoga jam 9 pagi. Alhamdulillah masih bisa ikut yoga sampai selesai (yang ternyata prenatal yoga terakhir di kehamilanku ini huhu sedih 😭) dan setelah yoga dicek oleh Bude Erie sudah pembukaan 1 hadap atas. Sudah bagus kata beliau, kalau mau stay di klinik boleh tapi kalau masih mau pulang juga boleh. Sambil menunggu dijemput suami yang saat itu sedang mengantar Ibu mertua, saya diaccupressure oleh mba Ririn. Enak banget rasanya. Nyamaaan banget sampai aku ngantuk dan hampir ketiduran :D.
Setelah suami datang, Bude Erie bilang ke suami kalau hati2 naik motornya karena aku sudah bukaan 1. Suami sempet nawarin apa mau stay di klinik aja dan dia yg ambil tas perlengkapan persalinan aku dan adik bayi. Tapi Aku mutusin pulang untuk mandi dulu karena mau menyambut tamu besar 😇
Setelah mandi aku paksain tidur walau harus kebangun tiap kontraksi datang.
Jam 8 malam kontraksi sudah 511 akhirnya aku ajak suami berangkat ke klinik. Waktu tempuh dari tanah baru - citayam yg biasanya cuma butuh waktu 40 menit jadi butuh 2 jam karena sepanjang jalan tiap kontraksi aku minta suami jalan pelan2. Ohiya, kita naik motor loh! 😁
Jam 10 malam sampai di klinik dicek mba novi ternyata udah bukaan 2 mau ke 3. Aku masih bisa makan malam sambil main gymball sambil nikmatin gelombang cinta dan ngga lupa untuk terus nafas ujjayi.

Senin, 13 Nov 2017
Jam 2 pagi mulai ngerasa kaya ada yg dorong dari dalem. Aku jaga komunikasi terus ke debayi kalau nanti sudah waktunya mengejan, Ibu minta tolong debayi bantu dorong dari dalem. Bolak balik ke toilet buat pipis, tiba2 aku muntah. Semua makan malemku keluar. Aku sempet muntah 2x sampai semua isi perut keluar. Aku sempet minta maaf ke Mba Novi karena kena muntahan aku. Tapi Mba Novi dengan lembut bilang "Gpp, justru muntah itu bagus lho buat nambah bukaan. Adik bayinya lagi bantu dorong dari dalem tuh" dan akupun langsung tenang mendengarnya :)

Semakin kesini, sensasi ingin mengejan semakin kuat. Aku minta tolong suami untuk memanggilkan Mba Novi dan ternyata saat itu Mba Ririn juga datang. Sekitar jam 4 Pagi Mba Ririn izin untuk mengecek, sudah bukaan berapa. Dan mba Ririn bilang sudah bukaan 6 hampir 7 tapi mulut rahim sebelah kanannnya masih agak tebal. Mungkin karena sejak tadi aku menghadap ke kiri terus. Akhirnya aku tiduran menghadap ke kanan menggunakan peanut ball.
Aku terus bertanya ke Mba Ririn "Aku udah boleh ngeden belum?" dan mba Ririn serta mba Novi ngga berhenti mengelus bokong aku.
Tak lama kemudian, Bude Erie dan Bude Icha datang. Bude Erie mematikan lampu kamar kemudian tiba2 sensasi ingin mengejan yang sangat kuat muncul. Kehadiran Bude Erie seperri membangkitkan penuh semua hormon oxytocin dalam tubuhku.
Aku langsung bilang "Aku mau ngeden yaa" dan semua tim Bidan langsung siap di posisi masing2. Tanpa intervensi, mereka membiarkan tubuhku memilih sendiri posisi apa yang ingin aku dan bayiku pilih dan ternyata posisi konvensional (berbaring) lah yang aku pilih. Aku lupa berapa kali mengejan. Yang jelas saat mulai mengejan, Bude bilang kalau selaput ketubanku masih utuh. Aku diminta untuk merabanya, dan itu membuatku sangat bersemangat. Aku bicara pada debayi untuk semangat dan terus bantu Ibu untuk mendorong dari dalam.
Selanjutnya saat Bude bilang sudah mulai crowning, aku semakin bersemangat lagi. Aku yakini diriku bahwa sebentar lagi aku akan bertemu adik bayi. Anak dalam kandungan yang sejak awal persalinan selalu aku ajak komunikasi dan aku minta untuk bekerja sama ini benar2 menunjukkan kerjasamanya.
Ia terus membantu mendorong dari dalam sehingga proses mengejanku terasa sangaat mudah. Aku sama sekali tidak merasa kelelahan walaupun sudah begadang selama 2 hari berturut2. Benar2 semua karena kebesaran Allah o:)

Alhamdulillahirobbil'alamin. Putra pertama kami ini lahir tepat pukul 05.48. Ia lahir dengan selaput ketuban yang baru pecah saat panggulnya keluar. Warna air ketubannya hijau muda. Bude bilang anakku pintar karena dia memilih lahir hari itu, pas sekali sebelum warna air ketubannya menjadi keruh. Ia juga terlahir dengan 1 lilitan tali pusar. Bude selalu bilang kalau bayi terlilit tali pusar itu tandanya bagus, karena tali pusarnya berarti panjang dan itu artinya sehat :)
Ah, bude memang selalu membuat kami para Ibu hamil untuk berfikiran positif karena Allah :')

Bahkan pasien bude yang beberapa minggu lalu melahirkan, anaknya terlilit 4x lilitan tali pusar dan Alhamdulillah tetap lahir dengan nyaman dan bahagia :)

Setelah keluar dari dalam perutku, anakku langsung ditaruh di dadaku untuk melakukan kontak skin to skin denganku. Aku ingat kata dokter laktasiku kala itu, yang terpenting dalam IMD adalah kontak antara Ibu dengan anak. Tak masalah jika asi belum keluar. Aku jadi berfikiran positif dan lebih tenang. Tidak berfokus pada asi yang keluar atau tidak. Aku menikmati pelukanku dengan anakku. Dan ternyata saat dibantu dipencet2 oleh mba Novi, kolostrumku keluar agak banyak dan aku langsung membantu mengarahkan puting susuku ke mulut anakku agar ia bisa menikmati kolostrum pertamanya :)
Kurang lebih 2 jam anakku berada di atas dadaku baru kemudian ia dibantu dibersihkan oleh Mba Novi.
Ohiya, selama IMD itu perineumku dijahit hihi. Ini pasti karena aku lupa mensugestikan diri bahwa perineumku utuh selama proses persalinan. Dan aku juga alpa dalam melakukan pijat perineum. Jadi ini murni salahku sendiri hihihi. Tapi tidak apa, Alhamdulillah Allah mengabulkan doaku untuk dapat melakukan persalinan dengan aman, nyaman, mudah dan minim sekali trauma.
Banyak orang bilang saat dijahit itu rasanya sakit sekali tapi bagiku tidak. Mungkin karena hormon oxytocin yang dibangkitkan oleh anakku dalam pelukanku yang membuat rasa sakitnya pergi jauh :)
Saat lahiran plasenta juga ia keluar dengan sangat mudah dan aku diminta untuk hanya bernafas dan tidak mengejan.
Aku juga pernah dengar kalau ada tangan nakes yang masuk ke rahim kita untuk membersihkan rahim kita pasca persalinan dan Alhamdulillah hal itu tidak terjadi di klinik Bidan Erie ini.
Semuanya benar2 berjalan nyaman dan tenang. Tanpa intervensi apapun.

Aku melakukan DCC (Delay Cord Clamping) pada bayiku. Dengan tujuan menghargai kakak plasenta yang telah menemani adik bayi selama di dalam rahim. Dan ia pula yang telah menyalurkan sumber makanan, udara dan sumber kehidupan ke adik bayi. Mungkin bagi sebagian orang terdengar tabu tapi aku dan suami sudah sepakat bahwa kami akan tunda untuk memutus tali pusarnya setidaknya sampai kami pulang (24 Jam pasca persalinan). Aku percaya berkat penundaan pemutusan plasenta dan tali pusar ini pula lah yang membuat anakku menjadi anak yang lebih tenang dan sangat pengertian meski ia baru saja lahir ke dunia :)

Aku pulang keesokan harinya dan sebelum meninggalkan kamar tempat persalinanku itu, aku bicara pada diriku sendiri sembari tersenyum mantap "Sampai jumpa di anak ke-2 dan selanjutnya" :)

Alhamdulillah persalinanku benar2 minim trauma. :)

Kamis, 27 April 2017

Kursi Prioritas

Memasuki fase hidup yang sangat membutuhkan kursi prioritas di transportasi umum.

Baru tau ternyata begini rasanya..
Setiap pagi sengaja datang pagi-pagi sekali agar dapat kereta yang masih 'agak' kosong.. Tapi ternyata semua kursi prioritas sudah penuh oleh ibu hamil lainnya.. Berusaha mencari bangku di kursi non prioritas pun bukan perkara mudah.

Seringkali mereka yang tengah duduk itu tampak sangat lelah sampai-sampai tak mampu membuka mata dan tidak dengar saat petugas berteriak meminta bangku untuk ibu hamil.
Dalam skala yang lebih ekstrem, ada pula yang berani menjawab "Minta bangku di sebelah sana aja tuh!" kemudian asyik tertidur kembali.

Ada pula yang sudah rela membagi duduknya dengan kita namun masih disertai gerutuan seperti "Emang beneran hamil? Kok ngga kelihatan perutnya?"

Untuk yang sehari-harinya menggunakan moda transportasi kereta commuter line pasti sudah sangat akrab dengan karakter manusia-manusia kereta di Jakarta dan sekitarnya yang cenderung egois dan hanya perduli pada dirinya sendiri.

Sebagai ibu hamil, saya pribadi 'malas' untuk 'mengemis' bangku kepada mereka. Dan satu-satunya cara yang biasa saya lakukan adalah berdoa sambil elus-elus perut "Ya Allah kuatkanlah aku dan janin yang ada di dalam kandunganku ya Allah. Aamiin.."
Yaa.. Walaupun sebagai manusia biasa yang belakangan moodnya sangat mudah naik turun ini, kadang saya sedih juga sambil ngebatin "Begini amat yaa hidup di Jakarta.." hihi

Yah tapi begitulah.. Jakarta tetap jadi kota tempat saya mencari nafkah. Mungkin saya hanya satu dari ribuan orang yang punya rumah di pinggiran Jakarta tapi mencari nafkah di Jakarta. Walhasil tiap pagi dan sore, kereta, transjakarta, angkot, kopaja, metromini dan sepanjang jalanan itu selalu dipenuhi oleh kami yang setiap harinya mengais rezeki di Ibukota itu.

Semoga ke depannya, fasilitas umum untuk Ibu hamil, lansia dan penyandang disabilitas terus ditingkatkan.

Dan semoga hati para warganya juga semakin terbuka untuk perduli pada sesama :)

Salam kuat dan semangat untuk seluruh Ibu super di dunia ini! :)

Allah knows we can!