Aku terlelap
Raganya saja
Jiwaku tak pernah benar-benar bisa tenang
Gelisah
Mataku terbuka
Entah sudah berapa lama aku terlelap
Hal pertama yang kulakukan adalah mengambil handphone
Kosong...
Tak ada pesan singkat,
Tak ada pesan instan, darimu
Dari nama lain bagiku tak begitu penting
Ah,
Aku berharap semua yang kemarin itu hanya mimpi
Aku harap aku tak pernah menuliskan kalimat bodoh itu
Kalimat yang membuatmu kini benar-benar pergi dan menjauh
Dilemma
Aku menyayangimu
Namun aku tak bisa melihat ada hati yang harus tersakiti dengan kebersamaan kita
Tidak ada yang harus disesali akan sebuah keputusan
Toh aku tak mengorbankan perasaan siapapun, kecuali hatiku sendiri
Biarlah..
Aku tau kamu tak begitu pandai membuat keputusan
Jadi, biar kumudahkan saja langkahmu dengan menghapus namaku sendiri dari pilihan-pilihan yang tersedia dalam garis hidupmu
Lalu untuk apa aku menuliskannya disini?
Karena hanya dengan menulis aku masih bisa merasa lebih 'hidup'
Lebih berharga ketimbang seonggok daging tanpa nyawa
Karena sesungguhnya aku memang sudah mati ratusan hari yang lalu
Yang tersisa sekarang adalah 'aku' yang lain dengan cinta yang sama sekali tak memudar untukmu
Aku mengulum hatiku sendiri
Meringkuk diatas alas tidur kusam
Menggenggam ponsel yang kuharap segera berbunyi tanda ada pesan masuk, darimu
Ah, sebelum aku menjadi gila kuputuskan untuk bangkit
Meninggalkan alas tidurku yang masih berantakan
Membiarkan ponselku tergeletak lemah tanpa daya
Lampu notifikasinya kubiarkan berkedip-kedip hampir kehabisan daya
Kubiarkan ia mati sempurn
agar tak perlu per tiga detik sekali kutengok untuk mengecek apakah ada pesan baru yang masuk darimu
Yang sesungguhnya aku tau memang takkan pernah datang
Toh aku sendiri yang memintamu pergi
Kupaksa ragaku yang lemah ini bangkit
Meski jiwaku tampaknya kini tengah melenggang pergi entah kemana
Ragaku saja yang tertinggal disini
Sepi
Namun, lagi
Aku takkan menyesali apa keputusan yang telah kubuat
Aku tak punya banyak mimpi
Aku hanya ingin melihat senyum itu tetap terukir di wajah indahmu
Dan aku...
akan mulai semuanya dari nol lagi
Tak mengapa :)
Raganya saja
Jiwaku tak pernah benar-benar bisa tenang
Gelisah
Mataku terbuka
Entah sudah berapa lama aku terlelap
Hal pertama yang kulakukan adalah mengambil handphone
Kosong...
Tak ada pesan singkat,
Tak ada pesan instan, darimu
Dari nama lain bagiku tak begitu penting
Ah,
Aku berharap semua yang kemarin itu hanya mimpi
Aku harap aku tak pernah menuliskan kalimat bodoh itu
Kalimat yang membuatmu kini benar-benar pergi dan menjauh
Dilemma
Aku menyayangimu
Namun aku tak bisa melihat ada hati yang harus tersakiti dengan kebersamaan kita
Tidak ada yang harus disesali akan sebuah keputusan
Toh aku tak mengorbankan perasaan siapapun, kecuali hatiku sendiri
Biarlah..
Aku tau kamu tak begitu pandai membuat keputusan
Jadi, biar kumudahkan saja langkahmu dengan menghapus namaku sendiri dari pilihan-pilihan yang tersedia dalam garis hidupmu
Lalu untuk apa aku menuliskannya disini?
Karena hanya dengan menulis aku masih bisa merasa lebih 'hidup'
Lebih berharga ketimbang seonggok daging tanpa nyawa
Karena sesungguhnya aku memang sudah mati ratusan hari yang lalu
Yang tersisa sekarang adalah 'aku' yang lain dengan cinta yang sama sekali tak memudar untukmu
Aku mengulum hatiku sendiri
Meringkuk diatas alas tidur kusam
Menggenggam ponsel yang kuharap segera berbunyi tanda ada pesan masuk, darimu
Ah, sebelum aku menjadi gila kuputuskan untuk bangkit
Meninggalkan alas tidurku yang masih berantakan
Membiarkan ponselku tergeletak lemah tanpa daya
Lampu notifikasinya kubiarkan berkedip-kedip hampir kehabisan daya
Kubiarkan ia mati sempurn
agar tak perlu per tiga detik sekali kutengok untuk mengecek apakah ada pesan baru yang masuk darimu
Yang sesungguhnya aku tau memang takkan pernah datang
Toh aku sendiri yang memintamu pergi
Kupaksa ragaku yang lemah ini bangkit
Meski jiwaku tampaknya kini tengah melenggang pergi entah kemana
Ragaku saja yang tertinggal disini
Sepi
Namun, lagi
Aku takkan menyesali apa keputusan yang telah kubuat
Aku tak punya banyak mimpi
Aku hanya ingin melihat senyum itu tetap terukir di wajah indahmu
Dan aku...
akan mulai semuanya dari nol lagi
Tak mengapa :)
posted from Bloggeroid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar