Rabu, 01 Juni 2011

Dear, Mama ...


  
Oleh : Defitria Wardhani

Seperti matahari yang tak pernah lelah menyinari bumi
Selalu setia menanti bagai pelangi yang menghiasi langit selepas hujan reda
Aku menyayangimu, namun hingga kini belum sempat mengungkapkannya
Aku belum sempat ucapkan rasa dalam kata
Kita memang tak terbiasa mengungkapkannya dalam nyata
Imajiku menghayalkan indah masa kecil bersamamu
Dipangku, dibelai lembut penuh kasih, dibacakan dongeng memanjakan
Di matamu, aku sudah kelewat dewasa untuk meminta itu semua kini
Tapi aku rindu itu, Mama.

Kamu adalah kesempurnaan cinta kasih
Kamu adalah refleksi keindahan surgawi
Kamu, ketenangan cinta yang abadi

Rindu didekapmu, rindu dibelai jemarimu yang mulai lemah
Aku rindu dipelukanmu, satu dekapan hangat itu sungguh  bisa menenangkan jiwa yang gundah

Mama, saat mereka menggores hatimu,
Menumpahkan air matamu ditengah luka,
Aku ingin sekali jadi penghapus air mata, pelipur laramu
Namun aku tak mampu setegar dirimu
Mama yang aku tahu begitu luar biasa
Mendoakan mereka yang seringkali buatmu sedih
Mama yang takkan izinkan gigitan nyamuk mengganggu lelap tidurku
Mama yang takkan tidur tenang sebelum aku tiba di rumah.

Ma, aku minta maaf belum sempat membuatmu bangga
Ma, aku minta maaf untuk semua perilaku burukku kepadamu
Ma, boleh aku minta dipeluk dan dibelai rambutku lagi?
Aku belum mampu hadapi perihnya dunia ini sendiri
Aku belum mampu sekuat dirimu
Ketika semua kesedihan menyelimuti diri,
Ketika tiada seorangpun yang mampu mengerti kehampaan dalam hati,
Dekapan hangatmu tak terperi untuk mengisi kehampaan ini

Segala laku yang aku buat memang takkan pernah cukup untuk gantikan ketulusan hatimu.
Namun aku tahu kamupun tak pernah harapkan balasan apapun.
Kamu tanpa pamrih, mencurahkan segenap cinta dalam hatimu, hanya untukku

Ma, Aku sayang Mama.
Kuharap kalimat singkat itu lebih dari cukup untuk ungkapkan yang aku rasakan.
Peluk aku lagi, belai lembut rambutku lagi,
Jika untuk mendapatkan itu semua aku harus menjadi anak kecil, aku mau menjadi kecil untuk selamanya.
Aku mau menjadi anak Mama yang ditimang-timang manja dalam dekapanmu.
Aku tak akan pernah siap menjadi dewasa, aku terlalu takut hadapi dunia ini sendirian.

Namun aku tau kamu ingin aku setegar dirimu, hadapi hidup seperti seharusnya.
Semua kepedihan ini pasti akan mampu aku lalui, tentu karena hadirmu yang menopang tegakku.

Terima kasih untuk segala cinta kasihmu
Terima kasih untuk waktu yang selalu utuh ketika bersamamu
Terima kasih untuk senyuman indah yang selalu menenangkan kalbu
Terima kasih untuk nasihat yang tak pernah membuat jemu
Terima kasih untuk do’a yang tak pernah putus teruntai lewat lisanmu

Ma, aku sayang Mama, selalu dan selamanya

Peluk cium,
anakmu yang manja. :)

1 komentar: