Ketika kata mampu menggoreskan luka
Serupa cinta yang bertahta dalam dada
Tak tampak, namun benar nyata
Menggetarkan hati manusia
Kata-katamu serupa pedang yang menghujam
Perlahan hati kemudian berubah jadi muram
Aku enggan bermain-main lagi dengan hatiku sendiri
Tak punya banyak waktu untuk hanya disiakan
Aku enggan menjadi bayang-bayang keindahan sempurna bidadari yg pernah kau miliki
Aku takkan mampu tandingi
Bidadarimu kini tengah sibuk menari di khayangan bersama para dewa
Aku hanya penambat hati yang hampir hancur berserakan
Aku disini, namun kau tak pernah lepas mengamati bidadarimu di langit sana
Lalu apa gunaku disini?
Sampai kapan kau butuhkan aku untuk mengganjal hatimu?
Pergilah.. terbang susul bidadarimu
Aku ingin lanjutkan hidupku dalam kubangan lumpur hitam
Karena aku hanya makhluk kotor yang hidup jauh di dalam tanah basah
Pergilah.. kau kan mampu dapatkan bidadarimu kembali
Serupa cinta yang bertahta dalam dada
Tak tampak, namun benar nyata
Menggetarkan hati manusia
Kata-katamu serupa pedang yang menghujam
Perlahan hati kemudian berubah jadi muram
Aku enggan bermain-main lagi dengan hatiku sendiri
Tak punya banyak waktu untuk hanya disiakan
Aku enggan menjadi bayang-bayang keindahan sempurna bidadari yg pernah kau miliki
Aku takkan mampu tandingi
Bidadarimu kini tengah sibuk menari di khayangan bersama para dewa
Aku hanya penambat hati yang hampir hancur berserakan
Aku disini, namun kau tak pernah lepas mengamati bidadarimu di langit sana
Lalu apa gunaku disini?
Sampai kapan kau butuhkan aku untuk mengganjal hatimu?
Pergilah.. terbang susul bidadarimu
Aku ingin lanjutkan hidupku dalam kubangan lumpur hitam
Karena aku hanya makhluk kotor yang hidup jauh di dalam tanah basah
Pergilah.. kau kan mampu dapatkan bidadarimu kembali
posted from Bloggeroid