Aku mengeja aksara yang kau torehkan dalam udara, sangat sulit terbaca.
Kau gambarkan titik dan garis yang membentuk lintasan menuju ke arahmu, dengan tinta embun
Terlalu murni
Tak mampu kumaknai
Kupejamkan mata, kubiarkan hatiku yang merasa
Mencari-cari kemana akhir cerita
Namun masih tak mudah terbaca
Kubiarkan waktu merayapi tiap hentakan detik, mengiringi langkah-langkah kecil yang tercipta
Kuakrabi kecemasan ini
Seolah sudah hafal kemana semua ini akan bermuara
Malam-malam yang terlewat, setiap detik yang berdetak, pada akhirnya akan jadi sebuah cerita
Cerita yang mengisi lembar-lembar kosong dalam jurnal kehidupanmu
Kubiarkan tinta itu terus terukir, meski tak kasat mata
Kubiarkan detakan jantung berdegup tak menentu, sesekali hampir ingin berhenti
Berjalanlah, sebagaimana Tuhan menuntunmu hingga ada di titik ini
Nikmatilah tiap detiknya
Takkan pernah bisa kau ulang
Maka syukurilah tiap lekuk waktu yang menyelimutimu
Membingkaimu dengan cerita dalam berbagai warna
Pada akhirnya, kamu akan tahu kelak cerita mana yang abadi, atau hanya jadi sebuah ilusi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar