Hamil dan melahirkan di tengah pandemi covid-19 sama sekali bukan hal yang mudah.
Tapi namanya juga rezeki, kita harus banyak bersyukur telah diberi kepercayaan oleh Allah untuk bisa hamil dan melahirkan meskipun banyak drama di dalamnya. Kalau nggak drama, bukan defi namanya hahaha.
Jadi, ahamdulillah Allah kembali memberikan aku kepercayaan untuk hamil anak ke-dua. Hamil kali ini aku rada rewel dan super duper overthinking. Singkat cerita sejak awal pemeriksaan kehamilan dokterku bilang bayiku "agak besar". Aku yang sejak awal overthinking menjadi semakin overthinking. Takut bayiku kegedean, takut gabisa lahiran dengan mudah dan segala takut-takut yang lain. Akhirnya terakhir USG tgl 22 Mei dokter bilang bbj nya sudah 3,6 kg. Dokterku bertanya mau lahiran dimana? Aku jawab insya Allah di bidan dok..
Lalu dokter berpesan "kalau mau lahiran di bidan, bb bayinya maksimal 4kg ya"
Saat itu usia kandunganku sudah 38w3d. Sejak awal aku berdoa semoga lahirannya diantara 38-39 week saja supaya bayiku tidak semakin membesar di dalam π.
Aku sudah melakukan induksi alami sejak minggu ke-37. Kontraksi juga sudah mulai muncul meskipun masih palsu hingga akhirnya tgl 23 Mei jadwal yoga seperti biasa. Hari itu bude erie mengajarkan cara membuat birth plan. Anak pertama dulu aku ga kepikiran buat birth plan. Tapi kali ini aku merasa perlu membuat birth plan. Setelah selesai yoga, bude cek mulut rahimku sudah mulai lunak meskipun belum ada pembukaan sama sekali. Bude tawarkan untuk accupressure tapi aku menolak karena aku mau pulang dulu, mau potong rambut hahaha. Akhirnya hari itu suami nemenin muter-muter cari salon untuk potong rambut.
Pulang dari salon, aku selesaikan semua pekerjaanku yang masih tersisa. Aku bertekad semuanya harus selesai sebelum aku lahiran.
Awalnya aku mengajukan cuti di tgl 27, namun tgl 24 sore hari akhirnya aku berhasil menyelesaikan semua tanggung jawabku di pekerjaan dan akupun memberanikan diri menulis birth plan.
Berikut ini birth plan yang aku buat:
Bismillahirrohmanirrohim.
Birth Plan untuk calon anak keduaku.
Hari ini Senin 24 Mei 2021 Insya Allah tanggung jawab di pekerjaanku sudah selesai semua. Maka itu aku mau membuat birth plan.
Adik bayi sehat, secara fisik dan semua organnya lengkap sempurna.
Kakak plasenta sehat. Posisi sempurna, tidak menutup jalan lahir. Air ketuban jernih dan cukup. Tali pusar tidak melilit. Selaput ketuban utuh hingga saatnya pecah dan adik bayi segera keluar setelahnya.
Setiap kontraksi, aku tenang, nafas dan senyum.
Saat sudah waktunya berangkat ke bidan erie, adik bayi beri sinyal. Aku akan kasihtau ayah untuk ambil mobil ke ciganjur.
Mas jan ikut ke citayam, mas jan bantu ibu dengan tenang, tidak rewel. Mas jan bantu tenangkan Ibu saat kontraksi.
Ayah juga tenang bawa mobilnya.
Sampai di klinik bude, sudah bukaan 5 ke atas. Tidak berapa lama kemudian, bukaan lengkap dan adik bayi lahir dengan mudah.
Adik bayi bantu ibu dorong dari dalam sehingga persalinan lebihbcepat dan mudah. Hanya dengan nafas, tenang, aman, lancar, mudah.
Perineumku lentur dan utuh.
Adik bayi menangis keras lalu ditaruh ke dadaku.
Kolostrum keluar dan adik bayi minum kolostrumnya dengan mudah.
Plasenta lahir dengan mudah hanya dengan bernafas.
Tidak ada pendarahan.
Aku dan bayiku sehat dan bugar setelah persalinan.
Esok harinya kami bisa pulang ke ciganjur dengan bahagia, sehat, selamat, sempurna, lengkap.
Kami berempat.
Ayah, Ibu, Mas Jan dan Adik Bayi ❤
Bismillah, birth planku semua terwujud.
Mudahkan ya Allah
Aamiin aamiin ya robbal alamiin.
Setelah menulis birthplan, malam itu aku tidur dengan nyenyak sampai akhirnya terbangun jam 3 pagi karena mau pipis tapi seperti ada yang menekan ke bawah. Aku amati perlahan, feelingku kontraksinya mulai intens, meskipun belum ku hitung intervalnya. Aku masih santai, aku ajak adek bayi shalat tahajud dan mengaji sampai akhirnya saat adzan shubuh aku bangunin suami dan minta ia untuk ambil mobil ke ciganjur.
Jam 6 pagi semua sudah siap. Suami menawarkan untuk berangkat saat itu juga tapi aku menolak karena kontraksinya masih santai banget menurutku. Aku juga lihat mas jan masih tidur nyenyak, akhirnya aku bilang ke suami untuk lanjut kerja aja karena aku mau yoga dulu biar bukaannya cepet nambah. Jam 7 pagi aku wa bude erie, melaporkan interval kontraksiku. Bude bilang kalau sampai jam 10 interval kontraksinya maju ataupun tidak, langsung berangkat ke citayam. Oke, aku masih lanjut yoga lalu aku kebelet pipis lagi. Setelah pipis, aku duduk di atas matras yoga dengan posisi duduk bersimpuh tiba2 sekitar jam 07.15 "plup" aku langsung wa bude "bude kayanya ketubanku pecah" dan benar saja saat ke kamar mandi ku lihat ketubanku pecah dan warnanya sudah hijau.
Bude langsung balas wa ku "jalan sekarang".
Dan aku langsung bilang ke suami untuk berangkat. Dengan sigap, suami langsung bangunin mas jan, aku pamitan sama mertua, aku bawa perlak buat di mobil. Sejujurnya kalau ketuban belum pecah mungkin aku belum akan berangkat karena kontraksinya masih terasa mild banget. Tapi aku baru tau ternyata begitu rasanya pecah ketuban. Airnya terus mengalir ngga berhenti sama sekali, aku sampai takut air ketubannya kering π. Sepanjang perjalanan aku minum air putih yang banyak. Alhamdulillahirobbil'alamiin jalanan pagi itu sangat lancar. Sekitar jam 8 pagi kami pun tiba di klinik bidan erie.
Lucunya, hari itu klinik diserbu ibu2 yang mau lahiran sehingga kamar bersalinnya semua penuh, yang tersisa tinggal kamar tante bidan lalu aku diminta masuk kesana. Mba Tere bilang itu kamar VVIP π. Setelah mengganti celana dengan sarung, mba tere izin untuk cek dalam. Ternyata sudah bukaan 4. Ngga lama bude icha datang dan bilang kalau aku harus diinfus. Aku sempat sedih karena harus diinfus. Tapi bude icha bilang "gpp ya diinfus biar kuat"
Oke, akupun menurut. Sekitar jam 9 pagi aku kabari orang kantor kalau cuti melahirkanku dimajukan saja dari yang sebelumnya tgl 27 mei menjadi tgl 25 mei karena ketubanku sudah pecah. Setelah diinfus itu aku semakin ingin bolak balik ke kamar mandi. Bahkan saat entah jam berapa aku sempat stay di dalam kamar mandi dan menyirami perutku dengan shower, rasanya nyamaan banget. Sampai aku bilang sama suami, aku mau di kamar mandi aja terus wkwkw tapi aku malah diomelin "masuk angin nanti kamu" π€£
Akhirnya aku kembali ke tempat tidur, aku mulai ngga bisa menghandle rasa mulesnya. Aku bilang ke suami "panggilin bude, aku mau ngeden"
Ngga lama bude icha, bude lina dan mba tere datang. Aku udah ribut banget bilang mau ngeden tapi ternyata baru bukaan 9 π
Punggungku dielus2 mba tere tiada henti, bude lina dan bude icha massage sambil ngajakin ngobrol. Mas Jan si anak ibu yang pinter sholeh nemenin di sebelah ibu dengan setia, juga suami yang berjaga di deket pintu karena mas jan kadang tiba2 suka kabur keluar π
Ngga lama bude erie dateng so i know the time has come. Jadi akupun bersiap.
Bener-bener lahiran anak kedua ini berbeda sekali dengan yang pertama. Ceritanya seru dan heboh banget!
Aku lupa berapa kali mengejan. Kalau ngga salah 2x, lalu akhirnya keluarlah anak laki-laki kedua kami, Em Arrazi Tafiandi dengan bb 3.85 kg dan tinggi 49 cm pukul 10.45 π₯° di ruangan yang begitu hangat, dikelilingi orang-orang yang aku pilih untuk ada di hari kelahirannya. Ya, hanya ada aku, suami, mas jan dan timbidanerie π€
So that was the story. Bismillah semoga hari kelahiranmu menjadi salah satu memori terbaik dan terindah dalam garis perjalanan hidupmu, nak. Mari bertumbuh bersama Ayah, Ibu dan Mas Jan. Terima kasih telah memilih kami. We love you, Mas Em π